Martina Felesia
Jumat itu adalah salah satu hari yang paling mengangenkan sekaligus menjemukan.  Dikangenkan karena pada hari Jumatlah kami, aku dan beberapa teman kantor punya kesempatan untuk melalak-lalak ke mall meskipun hanya untuk sekian menit.  Tidak sampai satu setengah jam, tapi semangat kegembiraannya sungguh luar biasa.  Rasanya lepas bebas, seperti anak kuda yang baru lepas dari kandangnya.  Menjemukan karena Jumat menjadi hari kerja yang paling tanggung di kantor.  Kalau hari-hari biasa pulang jam 5 sore, hari Jumat dimolorkan lagi menjadi jam 5.30 sore.  Serba nanggung dan serba terlalu lama rasanya.  Menunggu datangnya jam 5.30 sore itu loh yang ampun dijelah rasanya.  Lamaaaaaa.......banget.  Kalau detik jam bisa dicepetin, pasti bakalan tak cepetin.  

Halalbihalal di Kepri Mall

Jalan di mall, makan siang bersama disertai sedikit gosipan dan obrolan ngalor-ngidul, minimal menjadikan kami sedikit lebih fresh.  Bercanda, ketawa ketiwi sampai terbahak-bahak keluar air mata menjadi suatu hal yang manusiawi.  Ini seperti sebuah pernyataan tak langsung bahwa kami ini kurang hiburan mungkin.  Padahal sih emang iya 😋😋

Padahal ya, kalau mau jujur, nggak setiap Jumat loh dompet kami berisi.  Berisi sih mungkin iya, isi bon dan nota tagihan.  Tapi berisi lembaran merah dan biru itulah yang belum tentu.  Tapi karena niat yang teguh dan kesungguhan untuk tetap bisa keluar dari lingkup kantor yang membosankan, menjadikan kami emak-emak bonek.  Nggak ada mobil kantor ya menghilang pakai mercy warna biru-biru atau merah yang biasa lalu lalang dekat kantor.  Cuman bayar Rp6.000 PP sudah sampai pula ke tempat tujuan dengan kecepatan ala Schumacher.  

Di mall pun kayaknya nggak cetar2 amat juga. Bisa dilihat dari kode penampakkannya pas pesan makanan.  Kalau tanggal muda tak satupun yang menengok harga.  Kalau tanggal tua semua berebut melihat daftar menu mana yang menawarkan potongan alias promo.  Dan kalau mau jujur lagi, mau tanggal tua mau tanggal muda nggak ada bedanya.  Tetap ke mall, cari diskonan dan hepi2 sampai waktunya kembali ke kantor lagi.

Jumat, selalu punya cerita.  Tentang kebaikan, tentang keburukan.  Tentang ketulusan, tentang kemunafikan.  Tentang kerendahatian, tentang kesombongan.  Itu adalah salah satu hari, di mana aku bisa belajar tentang hidup.  Belajar mengenal orang2 di sekitar.  Membaca setiap perwatakan tanpa ketara.  Bahwa yang tampak di muka belum tentu seperti yang tersimpan sejatinya.  Bahwa yang terlihat di luar, tidak menjamin seperti itu pulalah di dalam.  Tawa, cerita, adalah sebagian dari pelengkap penderita, di mana engkau bisa mempelajari karakter seseorang sebagai bahan pembelajaran diri sendiri.  Dan bisa jadi, hari Jumat akan tetap menjadi hari yang mengangenkan sekaligus menjemukan, sampai suatu hari nanti, aku tidak bisa menikmatinya lagi.
Label:
0 Responses