Secara pribadi aku tidak mengenalnya. Aku hanya tahu namanya sepintas lewat beberapa kolom tulisan di koran pagi mengenai perkumpulan orang2 yang suka menulis dan bergabung dalam Forum Lingkar Pena (FLP) di kota Batam. Melihat gambar wajahnya yang terlihat ramah dan penuh semangat hidup, aku yakin bahwa dia adalah sosok perempuan yang hebat.
Lewat beberapa tulisan di koran itu pula aku tahu bahwa Nurul adalah seorang penulis kreatif dan telah menghasilkan beberapa buku yang menginspirasi banyak penulis pemula untuk mulai berkarya lewat tulisan. Lewat tulisan2nya ia menjadi inspirator bagi banyak orang. Sejatinya sejak lama aku ingin bergabung dalam komunitas yang didirikannya. Tetapi selalu tertunda dengan alasan tidak terlalu percaya diri. Merasa belum mampu. Merasa tidak siap.
Dan klimaksnya pagi ini......
Aku membaca berita di harian pagi yang sama, bahwa Nurul F. Huda, sang pendiri Forum Lingkar Pena, telah berpulang ke pangkuanNya. Penyakit jantung dan paru2 telah membuatnya menyerah pada Sang Waktu. Ia berpulang kemarin pagi, Rabu, 18 Mei 2011 pukul 3 dini hari di R.S Sarjito Yogyakarta. Membaca ringkasan riwayat hidupnya serasa menohok ulu hatiku. Membuatku malu. Menampar wajahku dengan keras. Menjadi peringatan bagiku bagaimana seharusnya menjadi manusia yang mampu bersyukur dalam segala sesuatu.
Nurul F. Huda, dengan wajah yang selalu tersenyum dalam setiap fotonya. Perempuan berkerudung yang tidak pernah kukenal secara pribadi itu, pagi ini telah membawa kesadaran baru dalam diriku. Dengan segala masalah dalam hidupnya, ia tetap tegar dan tidak pernah berhenti berkarya. Penyakit dan permasalahan hidup yang membelit tidak bisa menghentikannya untuk tetap menulis dan menulis. Baginya, menulis adalah sebuah terapi hidup yang tidak ternilai harganya. Dengan menulis ia telah menjadi manusia yang berbeda dari manusia yang lainnya.
Selamat jalan teman.....meskipun hanya kukenal namamu lewat koran......! Ijinkan aku mengucapkan terimakasih, karena lewat permenungan kecil pagi ini, berita mengenai kepergianmu, telah membuatku bangkit kembali. Tidak seharusnya aku berhenti menulis, apapun yang terjadi dalam hidupku. Jika dengan menulis aku bisa menikmati hidup, mengapa harus menghentikannya? Rasa malas, rasa tidak bisa, rasa bosan, dan rasa2 tidak bermutu lainnya, seharusnya kubuang jauh2. Jika engkau yang rapuh dengan penyakit bisa terus menulis, mengapa aku tidak?
"Hingga Detak Jantungku Berhenti "
Itu adalah buku karya terakhirmu. Seperti menjadi suatu pembuktian bahwa menulis harus menjadi api yang tak boleh padam dengan alasan apapun. Dengan menulis kita bisa menjadi manusia yang lebih dicintai dan mencintai Tuhan. Dengan menulis kita bisa berbagi cinta dengan siapa saja dan di mana saja. Dengan menulis kita bisa mengobati luka. Dengan menulis kita bisa menjadi diri kita, menunjukkan pada dunia, jati diri kita yang sebenarnya.
Sekali lagi, selamat jalan teman! Semoga berbahagia di tempat seharusnya engkau memang patut menerimanya. Semoga kita bisa berkenalan pada saatnya nanti, meskipun kemarin kita tidak sempat bersua. Selamat jalan dan sampai bertemu lagi......Tuhan mencintaimu!
* In memoriam : Nurul F. Huda, penulis yang tidak pernah kukenal secara pribadi, tapi kutahu sebagai orang hebat lewat hasil kerja keras dan senyuman yang tak lekang dari wajahnya...Forum Lingkar Pena (FLP).
Lewat beberapa tulisan di koran itu pula aku tahu bahwa Nurul adalah seorang penulis kreatif dan telah menghasilkan beberapa buku yang menginspirasi banyak penulis pemula untuk mulai berkarya lewat tulisan. Lewat tulisan2nya ia menjadi inspirator bagi banyak orang. Sejatinya sejak lama aku ingin bergabung dalam komunitas yang didirikannya. Tetapi selalu tertunda dengan alasan tidak terlalu percaya diri. Merasa belum mampu. Merasa tidak siap.
Dan klimaksnya pagi ini......
Aku membaca berita di harian pagi yang sama, bahwa Nurul F. Huda, sang pendiri Forum Lingkar Pena, telah berpulang ke pangkuanNya. Penyakit jantung dan paru2 telah membuatnya menyerah pada Sang Waktu. Ia berpulang kemarin pagi, Rabu, 18 Mei 2011 pukul 3 dini hari di R.S Sarjito Yogyakarta. Membaca ringkasan riwayat hidupnya serasa menohok ulu hatiku. Membuatku malu. Menampar wajahku dengan keras. Menjadi peringatan bagiku bagaimana seharusnya menjadi manusia yang mampu bersyukur dalam segala sesuatu.
Nurul F. Huda, dengan wajah yang selalu tersenyum dalam setiap fotonya. Perempuan berkerudung yang tidak pernah kukenal secara pribadi itu, pagi ini telah membawa kesadaran baru dalam diriku. Dengan segala masalah dalam hidupnya, ia tetap tegar dan tidak pernah berhenti berkarya. Penyakit dan permasalahan hidup yang membelit tidak bisa menghentikannya untuk tetap menulis dan menulis. Baginya, menulis adalah sebuah terapi hidup yang tidak ternilai harganya. Dengan menulis ia telah menjadi manusia yang berbeda dari manusia yang lainnya.
Selamat jalan teman.....meskipun hanya kukenal namamu lewat koran......! Ijinkan aku mengucapkan terimakasih, karena lewat permenungan kecil pagi ini, berita mengenai kepergianmu, telah membuatku bangkit kembali. Tidak seharusnya aku berhenti menulis, apapun yang terjadi dalam hidupku. Jika dengan menulis aku bisa menikmati hidup, mengapa harus menghentikannya? Rasa malas, rasa tidak bisa, rasa bosan, dan rasa2 tidak bermutu lainnya, seharusnya kubuang jauh2. Jika engkau yang rapuh dengan penyakit bisa terus menulis, mengapa aku tidak?
"Hingga Detak Jantungku Berhenti "
Itu adalah buku karya terakhirmu. Seperti menjadi suatu pembuktian bahwa menulis harus menjadi api yang tak boleh padam dengan alasan apapun. Dengan menulis kita bisa menjadi manusia yang lebih dicintai dan mencintai Tuhan. Dengan menulis kita bisa berbagi cinta dengan siapa saja dan di mana saja. Dengan menulis kita bisa mengobati luka. Dengan menulis kita bisa menjadi diri kita, menunjukkan pada dunia, jati diri kita yang sebenarnya.
Sekali lagi, selamat jalan teman! Semoga berbahagia di tempat seharusnya engkau memang patut menerimanya. Semoga kita bisa berkenalan pada saatnya nanti, meskipun kemarin kita tidak sempat bersua. Selamat jalan dan sampai bertemu lagi......Tuhan mencintaimu!
* In memoriam : Nurul F. Huda, penulis yang tidak pernah kukenal secara pribadi, tapi kutahu sebagai orang hebat lewat hasil kerja keras dan senyuman yang tak lekang dari wajahnya...Forum Lingkar Pena (FLP).