Hari ke-2, Jumat 28 Juni 2019
Pagi di Singapura. Acara hari ini dimulai dengan bangun, mandi seturut antrian, dan sarapan. Masih pagi, jadi masih bisa santai dan nongkrong-nongkrong dulu. Meskipun penginapan ala backpacker, tapi menurutku fasilitas di sini cukup bagus. Tempatnya lumayan bersih dan rapi. Kamar mandi ada banyak, tempat sarapan tersedia berikut sarapannya. Roti tawar berikut bermacam selai dan keperluan membuat kopi atau teh juga tersedia. Pokoknya tinggal duduk manis dan membuat sarapan sendiri.
Setelah sarapan, mulailah beres-beres sebelum melanjutkan perjalanan. Bersihkan kamar dulu. Buang sampah ke tempatnya dulu dan segera menyelesaikan masalah pembayaran di kasir. Selanjutnya bersiap-siap menuju ke rute berikutnya. Ke Johor Baru naik bus. Lewat penunjuk arah, sampailah kami di terminal bus. Tepatnya di Queen St. Ya, kurang lebih 15 menit jalan kakilah dari tempat penginapan. Dekat saja ternyata. Setelah antri beberapa saat menunggu bus, tak berapa lama bus pun datang dan segera penuh dengan penumpang. Bus yang penuh langsung berangkat menuju arah tujuan dengan penumpang yang riang gembira seperti kami tentunya.
Sampai di imigrasi perbatasan Singapura dan Malaysia, kami semua turun. Semua tas dicangklong sendiri-sendiri, sesuai pemiliknya masing-masing. Mulai lagi antri di imigrasi. Tidak seperti biasanya, kondisi di imigrasi bisa terbilang sepi. Mungkin karena bukan akhir pekan. Atau mungkin juga karena masih pagi. Pemeriksaan passport berjalan lancar jaya tanpa gangguan. Hanya ditanya "Where are you going?" dan langsung distempel passpornya ketika jawabannya untuk melancong. Traveling.
Selesai urusan di imigrasi, lanjut dengan urusan berikutnya. Mencari bus lanjutan yang menuju ke terminal Johor Baru. Pergi mengikuti petunjuk yang tertera dan segera mengikuti antrian lagi. Tiket yang sebelumnya didapatkan pada bus sebelumnya tinggal ditunjukkan ke petugas dan kami boleh naik bus dengan tujuan yang sama, meskipun mungkin berbeda dengan bus sebelumnya. Beberapa saat kemudian , barulah kami sampai di terminal. Turun, terus mulai antri kembali di imigrasi Malaysia yang ada di JB. Semuanya serba cepat karena petugasnya lengkap. Hanya perlu menjawab beberapa pertanyaan dan akhirnya kami sudah bisa melenggang manis ke pusat kota.
 |
Ayok nontok, rek!
|
Masih pagi. Jam 11 pagi waktu Malaysia. Berarti jam 10 pagi waktu Indonesia. Belok dulu kami ke KFC untuk mengisi perut. Aku tidak berminat karena selain masih pagi, nasinya terlihat seperti nasi uduk. Hilang selera membayangkan nasi uduk dimakan dengan KFC. Akhirnya aku hanya duduk manis melihat anak-anak makan sambil menikmati roti sarapan yang tidak sempat kumakan tadi pagi. Selesai sarapan tidak lupa mencari kartu untuk internet dan sekalian install aplikasi Grab. Untuk persiapan jika diperlukan sewaktu-waktu. Meskipun hanya di Johor Baru, tetapi aplikasi Grab ada kemungkinan akan dibutuhkan.
 |
Nonton siang-siang
|
Karena masih terlalu pagi untuk check-in di hotel, akhirnya kami putuskan untuk nonton dulu. Lokasi Mall JB Central. Filmnya MIB terbaru. Yang jelas mesti menunggu sampai jam 1 siang karena tayangnya memang jam segitu. Capek nonton film, sight seeing dulu di mall, baru menuju tempat penginapan. Sambil berjalan menuju ke penginapan, sekalian cari tempat makan yang bisa ditake away untuk makan siang. Semacam warung tegal begitulah kalau di Indonesia. Banyak pilihan menu yang bisa tinggal tunjuk untuk diangkut pulang. Tidak lupa membeli beberapa botol minum air putih untuk persediaan.
 |
Waiting |
Ternyata oh ternyata, jarak di JB Central ini begitu dekat dari satu tempat ke tempat satunya. Cukup dengan berjalan kaki sudah ketemu deh tempat menginapnya. Bukan hotel bintang lima sih, tapi nyaman untuk dipakai tidur dan sekedar selonjoran. Yang penting kamar bersih dan lapang. Kali ini bukan sekamar berlima, tapi ada dua kamar yang bisa dipilih sesukanya. Jadi, tidak perlu bersempit-sempit seperti saat di Singapura kemarin.
Si Bungsu, seperti biasa nyungsep di antara aku dan suami. Katanya malas sekamar sama kakak dan masnya, karena pasti dicuekin dianggap masih kecil. Belum lagi nanti berebut apa-apa yang tidak perlu. Daripada bergaduh, akhirnya kuputuskan dia ikut kami. Dengan janji tidak ada acara berebut charger handphone dengan siapa pun. Dan tentu saja harus mau kalau pada waktunya harus keluar. Toh tujuan awal memang untuk jalan-jalan. Oke. Beres, atur kamar, segera bersih-bersih diri. Tetap harus mandi karena seharian sudah nongkrong dan berjalan kaki. Mambu kalau nggak mandi!
 |
Narsis |
Seperti biasa, anak-anak anteng kalau sudah ketemu wifi. Tidak berminat untuk pergi-pergi lagi. Alhasil sampai sore kami hanya nongkrong di kamar. Apalagi hujan rintik tak juga berhenti dari siang tadi. Hotel tidak menyediakan makan malam. Mungkin karena di sekitarnya penuh dengan orang yang menjual makanan. Pokoknya tidak perlu kuatir kelaparan. Kanan kiri depan belakang banyak pilihan tempat makan.
Meskipun begitu, akhirnya aku dan suami keluar juga. Mencari makan malam sekaligus melihat-lihat kemungkinan apa yang bisa dilihat di JB tengah malam. Tanpa perlu banyak waktu ada saja pilihan menu yang bisa dipilih sepanjang jalan dan gang. Setelah sempat bingung dengan begitu banyaknya menu, akhirnya yang dibeli ngglethek ae: nasi goreng, mie goreng, bihun goreng dan sayap ayam bakar 2 porsi. Nggak disangka, ternyata dapatnya buanyakkk. Terlalu banyak untuk ukuran kami berlima. Maklum, temboloknya ukuran sedang. Jadi, ya begitulah. Baru melihat porsi yang luar biasa, sudah duluan kenyang...hahaha.
 |
Yummy |
Makan malam yang gembira ya begini ini. Campur-campur makannya dan tidak terlalu memikirkan plekethekan macam piring dan kawan-kawannya. Yang penting makan. Meskipun hanya beralaskan polifoam yang dipotong jadi dua, tapi rasanya lezat luar biasa karena dimakan ramai-ramai tanpa takut kurang. Saking banyaknya tetap juga tersisa dari apa yang seharusnya dimakan. Untung sebelumnya disisikan dulu, jadi masih bisa disimpan. Siapa tahu tengah malam ada yang lapar lagi.
Sesudah makan malam, aku keluar berdua saja dengan suami. Anak-anak tidak ada yang mau ikut. Semua sibuk dengan handphone masing-masing. Apalagi hari masih gerimis. Kami menuju pasar malam yang tidak jauh dari penginapan. Pasar malam penuh pengunjung. Kayaknya turis tetangga seperti aku ini. Semakin malam suasana semakin ramai. Segala macam hal dijual dan ditawarkan. Dari bermacam makanan dan souvenir. Ada juga barang-barang branded seken yang dijual secara murah meriah. Aduh, coba kalau nggak komit nggak mau nenteng barang banyak-banyak. tetapi karena sudah niat tidak mau berbeban berat selama acara refreshing tipis-tipis ini, aku hanya bisa menahan nafsu dari rasa khilaf untuk membeli segala sesuatu yang menarik hati.
Muter-muter sebentar, beli cemilan, dak akhirnya balik ke penginapan. Bercengkerama dengan anak-anak sampai akhirnya terkapar tidur. Mimpi indah kayaknya. Karena baru terbangun esok harinya lagi.
Hari ke-3, Sabtu 29 Juni 2019
Hari kedua di Johor dimulai dengan sarapan perata dan teh tarik di warung dekat penginapan. Enak dan murah meriah. Rencananya hari ini kami mau pergi ke Danga Bay. Tentu saja naik Grab, karena lebih mudah daripada naik bus atau pun taksi. Dan harganya sudah tahu pasti. Tapi ternyata, acara batal tanpa sengaja. Ternyata lagi ada renovasi di lokasi yang dituju dan sementara jalan ditutup untuk umum. Bukannya kecewa, kami malah tertawa-tawa. "Ini betulan jalan-jalan, bun!" kata anak-anak. Jalan-jalan tanpa tujuan.
 |
Gereja Maria Imakulata JB
|
Daripada tidak jadi kemana-mana, kami minta sopir grab untuk antar kembali ke JB Central. Takutnya nanti susah dapat kendaraan kalau tidak sekalian pulang. Terpaksa ganti rute lagi. Kali ini menuju lokasi Gereja Katolik Church of the Immaculate Conception. Rencananya malam nanti kami mau ikut misa di situ. Tentu saja dengan senang hati sang sopir mau mengantar dengan pembayaran secara offline.
 |
Berteduh dulu
|
Sesampai di gereja, nongkrong sejenak di sana, istirahat dan foto-foto. Sedang ada kegiatan untuk sakramen perkawinan nampaknya. Jadi kami tidak mau mengganggu dengan foto-foto di dalam gereja. Di luar gereja ada gua Maria yang tidak terlalu besar dengan tempat duduk yang bisa dipakai untuk berteduh. Sejuk dan menenangkan jika ingin berdoa. Hanya saja tidak boleh terlalu bising karena ada beberapa umat yang sedang khusuk berdoa.
 |
Action |
Sesudah memuaskan diri duduk-duduk di gereja, kami putuskan untuk pulang ke penginapan dengan jalan kaki. Menggunakan google map, kami pun berolah raga mencari jalan pintas. Eh, setelah sekian lama, ternyata dekat saja tempatnya dengan Mall JB. Kalau di google map itu kelihatannya jauh-jauh gitu jaraknya. Kenyataannya tidak jauh-jauh juga. Hanya dalam hitungan menit kami sudah sampai di Mall JB.
Setelah sampai, masuk dulu ke dalam mall, ngadem. Muter-muter di mall, mencari-cari apa yang tidak perlu dicari. Intinya itu bisa ngadem, itu saja. Kemudian pergi ke arena Angry Bird Theme Park. Narsis di situ beberapa saat karena kebetulan lagi sepi. Foto-foto lagi sebelum akhirnya melanjutkan duduk sebentar di J.Co dan memesan dua lusin untuk dibawa ke penginapan. Setelahnya cari kaos diskonan kualitas bagus yang lagi dijual sale. Mau tidak dibeli sayang banget karena belum tentu bisa ke sini lagi. Akhirnya beli juga tiga potong daripada pulang dengan perasaan menyesal (salah satu contoh komitmen yang dilanggar sendiri).
 |
Altar |
Selesai ngadem cari makan siang dan balik lagi ke penginapan. Kusarankan kepada anak-anak untuk beristirahat karena malamnya harus ke gereja. Iya-iya saja sih mereka. Tidak tahu prakteknya nanti bagaimana. Yang jelas selepas makan siang acaranya adalah stay di kamar masing-masing. Jangan sampai di gereja nanti ngantuk. Karena sudah pasti bahasa pengantarnya bukan bahasa Indonesia, apalagi bahasa Jawa.
Sore hari kami pesan grab lagi untuk pergi ke gereja. Misa jam 5 sore. Jam 4 sore waktu Indonesia. Masih terlalu terang sih kelihatannya. Tetapi memang sesuai jadwal yang kudapatkan jam misa hari Sabtu memang jam segitu. Karena naik grab tentu saja kami cepat sampai. Terlalu cepat malah, karena gereja masih separuh terisi.
 |
Mass in the church
|
Tata cara dan ritus di gereja Katolik pada dasarnya sama di seluruh dunia. Hanya bahasanya saja yang berbeda-beda. Kali ini misa dalam bahasa Inggris dengan romonya asli India. Karena masih awam dan belum terbiasa, kami masih terkesan kaku mengikuti misa dalam bahasa Inggris. Hanya saja karena ritusnya sama, ada bagian-bagian tertentu yang bisa dikuti dengan mudah. Yang penting umat berdiri kami berdiri, umat berlutut kami pun berlutut. Dari awal sampai akhir, bisa dibilang kami cukup serius mengikuti misa. Hanya saja di tengah misa, ada sedikit gangguan. Barisan anak-anak di depan kami sepertinya ada yang buang gas dalam gereja. Kurang ajar betul! Baunya luar biasa lagi. Pengin kujitak kepala mereka. Bukannya bertobat, malah bikin dosa dalam gereja!
 |
Gereja malam hari
|
Pulang gereja menyempatkan diri untuk foto-foto lagi. Jalan kaki lagi, karena tadi siang sudah terlatih mencari jalan pintas untuk pulang. Meskipun sudah malam, tapi jalanan terang benderang. Jadi tidak perlu takut dan kuatir akan tersesat. Kesimpulannya tuh sudah hafal jalan. Tidak sampai lima belas menit sudah sampai di mall JB lagi. Belok sebentar masuk ke dalam mall, cari cemilan untuk di kamar nanti.
 |
Narsis lagi
|
Dalam perjalanan sekalian disempatkan untuk mencari makan malam. Menunya beda-beda tipis dengan kemarin malam. Yang sama hanyalah sayap ayam yang dibakar. Kata anak-anak enak. Jadi harus diulang lagi. Kali ini menu makan malam capcay seafood, nasi putih, dan bihun goreng pesanan Altar. Sebelum masuk kamar, belok dulu ke toko kecil dekat penginapan guna membeli perlengkapan untuk besok dibawa pulang. Besok sudah waktunya pulang kampung ke Batam. Lewat Singapura lagi karena menggunakan tiket ferry two ways.
 |
Sebelum pulang
|
Hari ini anak-anak istirahat dulu. Emak dan bapak melanjutkan jalan-jalan ke Night Market lagi. Kapan lagi bisa sok-sok muda lagi di luaran kalau tidak sekarang? Karena malam minggu, suasana Night Market lebih ramai lagi. Ada lebih banyak keriuhan dan pernak-pernik yang ditawarkan. Kami berdua sibuk melihat-lihat dan sekedar berjalan-jalan sambil menikmati buah kupas segar yang dijual per bungkus 1RM. Ada juga yang satu bungkus dijual 2RM.
Penat jalan-jalan malam, akhirnya kembali ke penginapan. Anak-anak belum ada yang tidur. Semua sibuk dengan handphone masing-masing. Aku malas untuk mengomel. Setelah gosok gigi dan cuci muka, langsung ambil selimut dan tutup muka dengan bantal. Tidur. Besok waktunya untuk manggul-manggul tas lagi. Backpackeran lagi. Jadi, harus menyiapkan tenaga biar nggak keok sesampainya di rumah.
Bersambung ke Part 3