Mengawali pagi hari dengan menikmati mendung menggantung dan pada akhirnya harus menyaksikan turun hujan setelah sampai di kantor yang masih sepi karena tadi datang kepagian sebab ada tumpangan. Seperti biasa, hujan selalu membawa kenangan akan banyak hal. Mau yang romantis, mau yang setengah romantis, maupun yang tidak romantis sama sekali. Yang jelas, bau tanah basah, suasana yang mirip-mirip senja, dan lalu lalang orang mencari tempat berteduh selalu menimbulkan rasa yang tidak mampu terlukiskan dengan kata-kata.
Bagiku, hujan selalu berwarna indah. Tidak peduli hujan gerimis, hujan angin, atau hujan menderai tanpa henti, semuanya selalu membawa suasana yang apalah-apalah kata orang. Hujan selalu bisa membawa aura magis yang terkadang mampu mengobarak-abrik rasa ini masuk ke dalam permenungan yang paling dalam. Tetes air, desau angin, gelap mendung, dingin rasa, semua seolah menjadi satu rangkaian elegi yang selalu kurindu di manapun tempatnya. Terkadang, bahkan kurindukan kabut berarak di tengah hujan, sama seperti ketika "kutemukan" Tuhan bertahun yang lampau. Ya, hujan bagiku adalah gambaran cinta yang menyejukkan di padang gersang tatkala kubutuh kekuatan dalam menjalani peziarahan panjang.
Dulu sekali, pernah ada satu kesempatan untuk membenahi diri. Mencoba mencari sesuatu yang kupikir bisa ditemukan dalam banyak hal yang terjadi di sekeliling, tanpa pernah berkaca bahwa tak semua mimpi berubah jadi nyata. Keinginan, harapan, terkadang harus berpacu dengan kegagalan dan luka yang bisa jadi ada. Dan hujan, tetap dengan aura magisnya, adalah hiburan satu-satunya yang bisa meredakan lara, di mana dalam setiap rintiknya aku merasa disembuhkan.
Pagi ini diawali dengan hujan. Dan hujan selalu membangkitkan banyak kenangan. Bagiku, aroma tanah basah dan derai hujan melaju, adalah tanda kehadiran Sang Maha Cinta. Apapun cerita hari ini dan bagaimana rasa yang ada, akan selalu menjadi kekuatan untuk tetap berjalan, sampai waktu sungguh tidak lagi dibutuhkan.