Martina Felesia
Ceritanya gara2 pinggang dan perut terasa agak sesak akhir2 ini setiap kali mengenakan baju kerja, tiba2 saja terlintas ide kreatif untuk melalukan olah raga.  Ya, olah raga!  Olah raga apa sajalah.  Yang penting keluar keringat.  Selama ini sepertinya aku kurang banyak gerak.  Seharian nongkrongin kantor dengan pekerjaan yang itu2 saja terus terang tidak terlalu membutuhkan banyak energi . Jadi jangan salahkan lemak jika semakin hari semakin suka numpuk di mana-mana dan bergelambir suka2.

Akhirnya, dengan semangat 45 dan cita2 untuk menormalkan kembali ukuran celana, maka kuputuskan untuk memulainya.  Olah raga!  Pertama-tama aku mulai sit up.  Dimulai pagi sehabis masak dan menyiapkan anak2 berangkat sekolah.  Hari pertama, baru sepuluh kali sit-up sudah mulai ngos-ngosan.  Lumayan.  Ternyata dengan perut serasa bengkak aku masih bisa melipat-lipat tubuh.

Hari kedua ada peningkatan.  Lima belas kali.  Berikutnya mentok sampai dua puluh lima kali.  Meskipun begitu ada peningkatan karena waktunya ditambah selain pagi juga sore hari sepulang kerja.  Pagi dua puluh lima kali, sore dua puluh lima kali.  Dapat seminggu ber-sit up ria aku mulai merambah ke loncat tali (skipping).  

Dibandingkan dengan sit-up, skipping lebih cepat mendapatkan hasilnya.  Tidak ada seperempat jam keringat sudah meleleh kemana-mana.  Semakin cepat melompat-lompat semakin cepat menelan keringat.  Dan.....lumayan.  Ukuran celana sudah mulai membaik.  Melihat hasilnya yang sangat "menjanjikan" aku semakin rajin berskipping ria.  

Saking semangatnya bercita-cita mengembalikan berat badan ke ukuran ideal, aku jadi over dosis.  Hasilnya.....kaki bengkak dua-duanya.  Orang pinter bilang : kesleo!  Si Kaki kaget dengan  acara melompat-lompat kayak orang gila, yang dengan tiba2 sangat rajin kulakukan.  Selain bengkak sakitnya juga luar biasa.  Meskipun masih bisa ngantor seperti biasa, dengan terpincang-pincang tentu saja, peristiwa kesleo ini membuat aktifitas banyak terganggu.  Selain harus menahan sakit, mau tidak mau jadi merepotkan seisi penghuni rumah.  Pokoknya menyebalkan banget.

Setelah kurang lebih dua minggu menahan derita karena olah raga yang tidak ter"manage" dengan baik, maka kuputuskan untuk berhenti dulu.  Berusaha memikirkan olah raga apalagi yang bisa kulakukan tanpa harus menciderai tubuh.  Baru dalam tahap memikirkan.  It's Ok!  Kurasa aku tidak harus terburu-buru.  Toh apapun adanya aku, anak2 masih  merindukanku jika sehari saja tidak ketemu.  Suamiku yang baik hati dan tidak sombong itu juga masih mencintaiku apa adanya.

What's wrong with the fat body?  I am happy.....and my family love me.  That's the point.  So.....I don't care anymore whether I am fat or not.  Do you agree?

Label:
0 Responses