Martina Felesia
"Selamat sore, Buk Tina!"  

Suara itu terdengar setiap Selasa sore.  Suara si mbak penjual yakult.  Dengan sepeda mininya yang berwarna merah, dan sekotak besar penuh yakult terpajang di sadel belakang.  "Mbak Yakult"...anak2 memanggilnya demikian.  

Setiap Selasa sore pasti si mbak lewat depan rumah dan menawarkan dagangannya.  Biasanya ditunggunya aku sampai pulang kerja.  Karena kalau di rumah hanya ada anak2 pasti mereka menjawab : "Tunggu bunda, mbak." atau "Bundanya belum pulang!"  Jadi si mbak ini akan muter sekali lagi depan rumah untuk memastikan apakah aku sudah pulang kerja atau belum.

Kalau dipikir-pikir, berapalah keuntungan jualan yakult ini.  Sekantung plastik yakult berisi lima botol kecil harga jualnya cuma Rp7.500.  Jadi kalau dihitung-hitung, jika harga belinya Rp6.000 dan harga jualnya Rp7.500,  si mbak hanya mengambil keuntungan Rp500 untuk setiap botol.  Nampaknya kecil gitu ya.  Tapi jika dilakukan tanpa lelah, eh, ternyata keuntungannya lumayan juga (ini hasil rumpian terpisah dengan si mbak).  Hanya saja memang perlu kesabaran tingkat dewa untuk menjajakannya.  Masalahnya kan tidak semua orang suka dengan rasa yakult yang asem2 gimana itu ya?

Contohnya aku.  Aku sebenarnya tidak suka mengonsumsi yakult.  Tapi karena anak2 rajin "mancing" emaknya untuk membeli sama si mbak, akhirnya aku jadi doyan.  Sampai pada akhirnya otomatis saja si mbak ini jadi langganan.  Hadeuh...!  Emang repot ya kalau punya anak aktif.  Mau nggak mau si emak jadi gampang diprovokasi.

 Pelajaran yang bisa dipetik adalah:  Jangan malu untuk bekerja!  Meskipun modalnya cuma sepeda pancal dan baju seragam, yang penting bekerja halal.  Daripada mengemis di jalan, atau jualan badan, kan lebih baik menjual yakult....(sok wise bangetlah, apa hubungannya jadi pengemis, menjual badan dan ujung2nya menjual yakult?!).

Gara2 Mbak Yakult itu, sekarang aku jadi bisa belajar hidup sehat, meski baru sedikit.  Urusan ke belakang yang biasanya terhambat jadi lancar.  Yang jadi nggak lancar mungkin urusan dompet ya....hihihi.  Meskipun demikian aku berdoa, semoga si mbak diberikan kesehatan juga sama Tuhan, supaya bisa lewat depan rumah terus dan berkata, "Selamat sore, buk Tina....!"...... sambil nawarin yakult.
Label:
0 Responses