16 Juli 2016
Around2 Melaka hari kedua. Sudah agak lupa apa yang mau diceritakan. Sudah terlalu lama. Yang jelas, kami sepertinya bangun kepagian untuk ukuran liburan. Lupa kalau jamnya Malaysia itu cepet satu jam dibandingkan Indonesia. Jadinya ya gitu deh. Jalanan masih begitu sepi dari manusia ketika kami memutuskan untuk jalan2.
![]() |
Depan Muzium Samudera |
Padahal sudah jam 9 pagi dan jalanan masih kosong melompong. Alhasil kalau mau narsis di tengah jalan sekalipun is OK. Dijamin gak ada saingan...hahaha.
![]() |
Narsis pagi2...siapa takut?? |
Meskipun disebut pagi, tapi sebenarnya bukanlah pagi2 kali. Matahari sudah membuat kami pengap dan kepanasan. Baru juga berjalan beberapa meter keringat sudah meleleh kemana-mana. Si Bungsu, meskipun tadi sebelum berangkat udah sarapan, sudah merasa lapar. Hadeuh....Lunar..Lunar...! Yang diingat kok ya cuman makan (emak gedek2).
Menuju ke Bangunan Merah, kami melewati Muzium Samudera berbentuk kapal laut yang ciamik. Bener2 keren. Hanya saja kami tidak bisa masuk karena belum jamnya buka. Harus menunggu jam 10pagi. Ya sudahlah.
Selanjutnya narsis di pinggir sungai. Sungainya sebenarnya biasa2 saja. Hampir sama dengan sungai2 di Indonesia pada umumnya. Hanya saja kondisinya betul2 bersih dan tertata dengan baik. Fokusnya sih memang untuk pariwisata. Jadi jangan heran kalau tidak ada sampah satu pun yang terlihat di atas aliran sungai. Semua serba terkontrol, rapi dan bersih. Dijamin nggak rugi kalau maunarsis pagi, siang atau sore di pinggir sungai.
![]() |
Bapak dan anak |
![]() |
Pinggir kali |
Kalau malam malah ada ada river tour. Berkeliling sungai menggunakan perahu. Katanya sih suasananya lumayan cantik kalau malam hari. Harus dicoba nanti malam nih. Minimal sore harilah. Biar ada ceritanya liburan kali ini.
Kali ini si Bungsu betul2 tidak sabar ingin makan. Tapi yaitu tadi, karena kepagian, maka warung2 belum ada yang buka.
"Sabar yo nduk.....!"
Acara selanjutnya muter2 di Melaka Park, sekitaran bangunan merah. Mumpung di Melaka, sekalian saja capek. Tak lupa kami mendaki ke atas bukit, menuju gereja St. Paul yang legendaris. Gereja peninggalan jaman Portugis ini ramai dikunjungi wisatawan meskipun tinggal reruntuhannya saja. Kalau ditilik dari sejarahnya, ini adalah salah satu gereja peninggalan para misionaris jaman St. Fransiskus Xaverius. Untuk lebih lengkapnya, baca sendiri di Wikipedia ya......biar nggak sain (salah informasi)..!!
Sementara kami masih semangat bergaya photo2, si Lunar sudah mogok ngedeprok saja. Mukanya manyun asyik mau makan. Lha gimana lagi. Nanggung banget jamnya ini. Maksudnya daripada naik turun sia2 kan mending photo2 dulu, ya kan?
Kalau dilihat dari bekasnya, gereja ini dulu pasti cantik sekali. Dibangun di atas bukit dengan pemandangan indah kota Melaka. Sejauh mata memandang, hanya keindahan semata. Pantas saja banyak orang yang tertarik untuk mengunjungi kota ini, meskipun isinya hanya bangunan tua.
Puas berfoto di bekas gereja St. Paul, acara dilanjutkan dengan menaiki menara Taming Sari. Cukup dengan membayar sekian ringgit tapi bisa menikmati pemandangan kota Malaka secara keseluruhan.
Hadeuhh.....ternyata ada banyak hal yangbisa dilihat dari atas menara. Di dekat penginapan ada kolam renang. Dan ternyata jarak penginapan ke bangunan merah tidak terlalu jauh. Seberang penginapan terbentang lautan. Keindahannya betul-betul tertebus dengan menaiki menara. Nggak rugi juga memutuskan hunting ke Malaka dengan budget yang pas-pasan. Minimal tidak membuat hati penasaran. Sekaligus meminimalisir 'baper' ketika ada temanyang bercerita kalau mereka sudah pernah pergi ke Malaka.
Cerita ke Malaka Part II ini sepertinya harus diakhiri cukup sampai di sini. Masalahnya karena terlalu lama ditunda untuk nulis, jadinya malah lupa kemarin2 itu ngapain saja di sana. Yang teringat hanya acara naik bis yang lumayan cukup lama dan acara cari makan. Itu kan seperti 'ora sopan' gitu. Harusnya kan ceritanya agak dibanyakin dikit. Jadi ada kenangannya hitam atas putih alias ditulis seperti ini.
Ya sudahlah. Memang rejekinya hanya sampai di sini.
Semoga lain kali ada kesempatan berkunjung lagi dan tidak ada yang terlewat untuk diceritakan lagi.
![]() |
Lunar mogok |
Kalau dilihat dari bekasnya, gereja ini dulu pasti cantik sekali. Dibangun di atas bukit dengan pemandangan indah kota Melaka. Sejauh mata memandang, hanya keindahan semata. Pantas saja banyak orang yang tertarik untuk mengunjungi kota ini, meskipun isinya hanya bangunan tua.
Puas berfoto di bekas gereja St. Paul, acara dilanjutkan dengan menaiki menara Taming Sari. Cukup dengan membayar sekian ringgit tapi bisa menikmati pemandangan kota Malaka secara keseluruhan.
Hadeuhh.....ternyata ada banyak hal yangbisa dilihat dari atas menara. Di dekat penginapan ada kolam renang. Dan ternyata jarak penginapan ke bangunan merah tidak terlalu jauh. Seberang penginapan terbentang lautan. Keindahannya betul-betul tertebus dengan menaiki menara. Nggak rugi juga memutuskan hunting ke Malaka dengan budget yang pas-pasan. Minimal tidak membuat hati penasaran. Sekaligus meminimalisir 'baper' ketika ada temanyang bercerita kalau mereka sudah pernah pergi ke Malaka.
Cerita ke Malaka Part II ini sepertinya harus diakhiri cukup sampai di sini. Masalahnya karena terlalu lama ditunda untuk nulis, jadinya malah lupa kemarin2 itu ngapain saja di sana. Yang teringat hanya acara naik bis yang lumayan cukup lama dan acara cari makan. Itu kan seperti 'ora sopan' gitu. Harusnya kan ceritanya agak dibanyakin dikit. Jadi ada kenangannya hitam atas putih alias ditulis seperti ini.
Ya sudahlah. Memang rejekinya hanya sampai di sini.
Semoga lain kali ada kesempatan berkunjung lagi dan tidak ada yang terlewat untuk diceritakan lagi.
![]() |
Pak DjokoWi in action |