Martina Felesia
Pagi di kala hujan harusnya adalah saat untuk berhati-hati dan mawas diri di jalan raya.  Ketika di setiap persimpangan lampu merah peraturan mewajibkan kita untuk berhenti atau berjalan, harusnya ditaati tanpa memandang apakah ada polisi lalu lintas atau tidak.  Tanpa atau dengan pak Polisi, aturan harusnya tetap berjalan.  Itulah yang disebut pendidikan karakter.

Sudah empat hari ini, dari Sabtu sampai Selasa, hujan turun terus menerus.  Setelah berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan matahari begitu terik dan kami jadi sering merindukan hujan, akhirnya hujan turun dan seolah tak bisa untuk berhenti.  Masalahnya pagi menjadi tersendat-sendat oleh kemacetan dan hampir semua kendaraan mencoba merayap tertatih di jalan raya.  Banyak orang mengambil sikap hati-hati demi menghindari mala petaka yang sewaktu-waktu terjadi akibat selip ban karena jalanan yang licin.

Dan saya tiba-tiba menjadi seorang komentator dadakan dan pengomel jalanan.  Bagaimana tidak, ketika banyak orang antri menunggu lampu traffic, beberapa orang yang saya kira otaknya konslet dengan cueknya menerobos lampu merah tanpa rasa bersalah.  Memang sih saya tidak melihat adanya pak polisi yang biasanya stand by di simpang jalan.  Maklum hujan.  Tapi bukan berarti kita boleh melanggar aturan, bukan?

Nah, di sinilah saya belajar memahami tentang arti pendidikan karakter.  Bagaimana banyak orang, yang terkadang antara tampilan dan perbuatan tidak matching sama sekali.  Padahal bisa jadi, mereka yang hobinya menerobos lampu merah, adalah juga orang2 terpelajar.  Bisa jadi, mereka pun banyak ditempa dengan pelajaran agama, etika dan sopan-santun.  Bisa jadi mereka telah banyak menelan pelajaran tentang bagaimana harusnya memberikan penghormatan kepada orang lain.  Tapi nyatanya, pendidikan dan pelajaran yang mereka terima patut dipertanyakan, ketika mereka harus hidup di dunia nyata.

Menurut saya, yang namanya pendidikan karakter itu, ya tidak pandang waktu.  Pendidikan karakter yang tertanam dengan baik, akan menjadikan anda seorang yang benar2 tahu bagaimna untuk bersikap dan bertingkah laku dalam hidup sehari-hari.  Tidak perlu menunggu ada atau tidak adanya pak polantas untuk mematuhi aturan lalu lintas.  Tidak perlu mencaci maki orang lain ketika kemacetan di jalan raya membuat gerakan kita terhambat untuk segera sampai pada tujuan.

Mematuhi rambu-rambu di jalan raya, merupakan salah satu pendidikan karakter yang harus bisa kita terapkan dalam kehidupan.  Bagaimana menghormati para penyeberang jalan di jalan raya, bagaimana menahan sabar dan emosi tingkat tinggi melihat manusia2 yang ugal-ugalan. Berhasil atau tidaknya pendidikan karakter yang kita terima di keluarga atau di sekolah, dapat dilihat dari bagaimana kita bisa saling menghormati sesama, khususnya di jalan raya.
Label:
0 Responses