Tidak ada yang lebih membahagiakan diriku selain laptop jadul yang akhirnya bisa diperbaiki setelah berbulan-bulan ngadat tidak mau hidup. Ternyata kipasnya sowak dan harus segera diganti. Awal-awal aku sudah curiga kenapa setiap dihidupkan langsung terasa panas. Pasti ada yang nggak beres dengan kipasnya, nih! Eh, ternyata memang betul. Setelah berbulan-bulan hampir jadi barang rongsokan karena lupa-lupa terus mau membawanya ke tukang servis, akhirnya kesampaian juga. Laptop bisa dibenerin dan dikipasnya bisa diganti. Puji Tuhan! Padahal ada seseorang yang dengan arrogant pernah ngomong, kalau laptop jadul seperti ini sudah susah untuk dibetulkan. Tidak ada spare part nya. Dasar amatiran!
Ada satu cerita mengenai laptop jadulku. Laptop itu kubeli dengan cara agak-agak terpaksa. Seorang teman butuh uang dan menawarkannya ke diriku. Padahal menurutnya, masih dua atau tiga bulan pakai. Aku sebenarnya juga tidak punya uang saat itu. Tapi melihat wajah memelasnya akhirnya kuiyakan saja. Besoknya aku ngutang di koperasi dengan bunga 1% sebulan untuk membayar laptop tersebut. Sepuluh kali angsuran dan baru kupakai setelah angsurannya lunas. Kalau dipakai sebelum lunas, rasanya seperti ada yang teriak-teriak di belakangku:"Durung lunas! Durung lunas!". Jadi laptop tersebut kusimpan dulu di kantor, baru kubawa pulang setelah angsurannya habis.
Tiba di rumah, masalah pun datang. Setiap dipakai, selalu ada notice kalau baterainya error. Padahal itu laptop baru. Belum-belum sudah error. Setelah kusearching sana-sini, ternyata baterai laptop yang sudah pernah dipakai, harus dilepas dulu kalau laptop ada rencana tidak dipakai untuk waktu yang sangat lama. Rupanya waktu sepuluh bulan selama masa melunasi angsuran itu membuat baterainya error dan harus diganti. Akhirnya ya memang harus diganti. Sementara baterainya dilepas, power bisa dicolok langsung dari colokan listrik.
Meskipun jadul, tapi aku sangat mencintai laptop ini. Soalnya kalau yang namanya laptop itu kan fleksible. Bisa ditenteng kemana-mana kecuali ke kamar mandi. Jadi, meskipun dibilangnya jadul, selagi masih bisa dipakai nulis, ya bagiku berharga banget. Untuk ukuran laptop jadul, menurutku ia masih terbilang tahan banting. Umurnya sudah lima tahun lebih tapi masih kinclong untuk ukuran laptop seumuran.
Berkat laptop ini, semangat menulisku tumbuh lagi. Masih di blog sih. Masih tulisan ala-ala. Tapi minimal ada yang bisa kutulis. Biasanya aku menulis pendek-pendek di handphone. Di program notenya. Jadi kapan pun ide muncul bisa langsung menulis. Sekarang, karena laptop sudah sembuh, aku sempatkan untuk mulai menggunakannya. Mumpung libur. Mumpung tidak malas. Mumpung ada ide. Dan banyak lagi mumpung-mumpung yang lainnya. Kalau ditotal-total sampai saat ini sudah jadi delapan tulisan. Lumayan. Next time siapa tahu sudah ada bobotnya dalam penulisan. Sekarang ini, menulis saja apa yang ingin kutulis. It's enough!
Jadi, kesimpulannya, jangan cepat menjudge barang dari umurnya. Buktinya, di tangan orang yang profesional, laptop sakit pun bisa disembuhkan. Serahkan semua kepada ahlinya. Yang asli. Bukan yang abal-abal. Mirip-mirip pegadaianlah: Mengatasi masalah tanpa masalah!
#soretidakbisatidur