Sejak musim virus-virus ini, agaknya aku jadi lebih aware masalah kebersihan. Padahal biasanya aku agak sedikit slebor dengan yang namanya ritual bersih-bersih ini. Sering lupa cuci tangan, suka ngelap keringat pakai lengan baju atau kaos, dan lain-lain, dan lain-lain. Sekarang ini, jangankan tangan, kaki dan seluruh tubuh pun ikut dicuci kalau habis pergi dari mana-mana.
Selain rajin mandi, sekarang uang pun rajin dicuci. Uang kembalian belanja dari pasar, dari supermarket, bahkan baru ambil dari ATM pun ikutan pula dicuci. Money laundry! Ya bagaimana lagi. Menurutku uang adalah salah satu benda yang paling beresiko dalam menularkan virus. Uang adalah benda yang paling sering berpindah tangan dari satu orang ke orang lainnya. Tidak ada jaminan bahwa uang yang kita pegang, tidak pernah disentuh oleh orang yang penyakitan. Itu sebabnya, mencuci uang menjadi ritual penting untukku, dan untuk anak-anakku.
Pertama-tama uang direndam dalam air sabun. Tidak perlu berjam-jam. Apalagi berhari-hari. Cukup beberapa menit. Bisa ditunggu sambil bersih-bersih kamar mandi. Gosok-gosok lantai, atau sambil bersihkan WC. Sesudahnya baru bilas uang yang sudah direndam tadi dengan air bersih. Terus dijemur di bawah terik sinar matahari atau hanya perlu dijereng depan kipas angin. Jangan dijemur di luar tanpa ditungguin. Nanti malah bersih sama sekali tak bersisa, alias digondol orang atau dipatuk ayam (entah ayam siapa yang doyan mematuk duit??). Sesudahnya boleh disetrika supaya kembali licin. Uang bersih dan penyebaran virus minimal terputus.
Hanya saja mencuci dan menjemur uang itu harus tetap mengingat protokol perekonomian ala emak-emak ya. Harus selalu ingat berapa jumlah dan nominal uang yang dijemur. Kalau lupa bisa bahaya. Terkadang, di rumah pun, ada banyak manusia yang bisa memanfaatkan kepikunan kita. Dan uang yang sudah dicuci pun dengan selamat akan berpindah tangan tanpa bisa diingat berapa jumlahnya yang lepas dari ingatan.
Meskipun banyak yang menyedihkan, minimal ada hal yang bisa mengajarkan tentang kebaikan di masa pandemi Coid-19 ini. Belajar menjaga kebersihan dan kesehatan. Belajar sabar. Belajar berinteraksi dengan keluarga lebih baik lagi. Belajar mensyukuri hal-hal kecil yang mungkin kemarin-kemarin belum sempat atau lupa kita syukurin. Dari hal yang negatif, kita bisa menimba hal yang positif.
Semoga kita tetap dilimpahkan kesehatan sampai wabah ini berakhir. Amin.