Beberapa hari ini lagi rajin update status lewat WA. Maklum baru belajar. Sejak punya aplikasi WA memang tidak pernah update status. Selain tidak tahu caranya, juga malas belajar. Setelah tahu, ya begitulah. Update melulu setiap hari. Untuk lucu-lucuan saja. Biar hidup terasa asoi. Instagram pun demikian. Dulu sekali pernah punya. Sesudah itu malas updatenya. Lupa password bahkan lupa nama usernya. Terus bikin instagram lagi, karena perlu untuk menyimpan beberapa foto sebagai dokumentasi.
Semenjak laptopku kembali sehat, aku jadi antusias untuk menulis lagi. Masih acak adut, karena memang sudah lama tidak menulis. Biasanya menulis di handphone doang. Pakai program notenya. Keuntungan menulis di handphone antara lain karena bisa ditenteng kemana-mana. Bisa dikerjakan di mana-mana. Waktu naik angkot, waktu menunggu jemputan, waktu di toilet, dan waktu-waktu lainnya. Masalahnya yang namanya ide itu kan tidak bisa diatur kapan keluarnya. Pas butuh, terkadang malah macet ide. Pas tidak butuh, banyak sekali yang ingin ditulis. Itu sebabnya handphone menjadi sarana yang efektif untuk menulis, terutama untukku.
Hari ini meskipun sudah mulai diterapkan "NewNormal" berkaitan dengan Coid-19, tapi kami masih setia duduk manis di rumah. Di gereja mulai ada pengumuman sudah bisa mulai beribadah. Tapi kami memutuskan untuk tetap mengikuti ibadah online sebelum segala sesuatunya terbukti bisa berjalan sesuai rencana. Jika terlihat baik-baik saja dan semua bisa mengikuti protokol kesehatan sesuai dengan aturan, barulah kami akan belajar untuk beradaptasi dengan "New Normal" ini dan mulai pergi ke gereja lagi.
Hal yang penting lainnya adalah, ke pasar tetap wajib hukumnya meskipun musim pandemi. Mau new normal, atau bukan new normal, ke pasar adalah kegiatan yang tidak bisa dihindari. Sekali belanja direncanakan harus bisa dipakai untuk satu minggu. Tentu saja demi menghindari pergi ke pasar berkali-kali. Untuk menghindari kerumunan orang yang terlalu banyak, harus mengalah pergi ke pasar pagi-pagi sekali. Berharap terhindar dari berdesak-desakan. Apalagi berdesakan dengan orang-orang yang tidak mau pakai masker. Jadi meskipun ilfill ya tetap harus pergi. Pergi ke pasar lebih awal agak membantu pergerakan karena belum terlalu penuh orang. Beli bahan baku yang sekiranya bisa cepat didapatkan, dan segera beranjak dari pasar jika semua sudah terbeli.
Sesampai di rumah, masuk ke ritual berikutnya. Mandi keramas lagi. Ganti baju dan cuci masker dengan segera. Pulang kerja pun demikian. Begitu setiap hari. Setiap pulang dari berkegiatan di luar harus melakukan hal yang sama. Membosankan memang. Tapi itu adalah satu-satunya cara supaya kita bisa memutus masuknya virus ke dalam rumah. Apapun bentuknya, selagi itu membantu, akan kulakukan. Selalu mengenakan masker, menghindari kerumunan dan jaga jarak, serta rajin mencuci tangan dengan sabun. Walau pun harus mencuci tangan berkali-kali, tetap akan kuikuti. Itu pula yang selalu kutakankan kepada seluruh penghuni rumah. Selalu pakai masker meskipun hanya sekedar pergi ke Alfamart sebelah rumah. Sesudahnya cuci tangan dengan sabun sampai bersih. Tidak apa meskipun harus mengingatkan setiap hari. Yang penting semua terbiasa dengan kondisi sekarang ini, supaya ke depannya memang betul-betul siap dengan yang namanya "New Normal".
Terus terang aku memang agak meragukan apakah new normal ini bisa berjalan baik atau tidak. Melihat banyaknya orang yang masih suka kongkow-kongkow di mana-mana, banyaknya orang yang bertingkah laku seperti tidak terjadi apa-apa, membuatku merasa ngeri. Apalagi mengikuti berita betapa jumlah korban Covid-19 di Indonesia bukannya berkurang, tetapi makin bertambah setiap hari. Meskipun demikian, hidup memang harus terus berjalan. Jika tidak bisa berdamai dengan virus corona, maka situasi juga akan serba kacau balau. Ekonomi kacau, kehidupan sosial apalagi. Itu sebabnya, meskipun masih dalam kategori berbahaya, hidup harus tetap berlanjut. Tidak apa menjadi seorang paranoid, yang penting adalah, kita sudah berusaha untuk menyelematkan orang-orang terdekat kita, teman dan sahabat, serta banyak orang di sekitar kita, dengan cara hidup baru, guna memutus penyebaran virus. Semoga Tuhan bersegera memberikan kesembuhan bagi dunia yang sedang sakit ini. Amin.
#Minggu-31 Mei 2020, Hari Raya Pentakosta