Minggu yang basah. Sudah dua hari ini tempat tinggalku diguyur hujan tak berkesudahan. Dari model yang rintik sampai yang deras. Apapun bentuknya sama-sama menimbulkan rasa malas. Malas untuk melakukan kegiatan apapun. Bahasa anak sekarang "mager". Malas Gerak. Apalagi hujan turun dua hari berturut-turut tanpa henti. Beruntung jatuhnya pas hari Sabtu dan Minggu. Kalau pas hari kerja, aduh, kayaknya bakal lebih mager lagilah. Bisa-bisa lupa kalau sudah minim cuti.
Karena sudah terbiasa di rumah saja selama pandemi Covid-19 ini, maka tidak masalah ketika tidak bisa kemana-mana. Kurang lebih selama tiga bulan yang membosankan sudah terlewati. Dan semuanya terasa biasa saja saat sekarang ini. Hujan atau tidak, tetap harus tertib dan disiplin untuk diam di rumah saja, tidak kemana-mana. Pedulikan istilah new normal yang banyak disalahartikan. Lupakan banyaknya orang yang sudah mulai ramai keluar rumah. Tak payah iri untuk ikutan melalak ke mall, bertatap muka di kafe, berswafoto ramai-ramai, atau berbagi gembira di mana saja, dengan alasan new normal. Jangan lupa, pandemi belum berakhir dan penularan masih bisa terjadi di mana saja.
Meskipun mager, urusan perut tidak mengenal istilah mager. Jadi di tengah gerimis tetap harus pergi ke pasar. Belanja bahan pokok dan sayuran. Pulang dari pasar mandi penuh dan berbenah. Mempersiapkan segala sesuatunya, supaya besok pagi bisa langsung masak tanpa perlu ribet lagi sebelum berangkat kerja. Hari ini pun begitu. Mempersiapkan masakan untuk hari ini sebelum persiapan untuk pergi ke Ciputat via internet, mengikuti misa online. Sesudahnya lanjut dengan acara tidur lagi.
Sesuai jadwal yang kutulis di Keep Notes, harusnya hari ini mulai memasukkan tulisan-tulisan yang tertunda ke dalam blog. Tapi karena hujan dan sibuk bermalas-malasan, terpaksa urusan memindahkan tulisan harus tertunda lagi. Selanjutnya sibuk nonton drakor dan film horor. Penat nonton drakor main Sudoku. Hitung-hitung melatih otak supaya tidak pikun. Bosan Sudoku terus buka Youtube mencari link untuk berolah raga dari rumah. Lumayan bergerak demi mengeluarkan keringat yang tidak seberapa. Minimal badan disegarkan kembali dengan olah raga.
Langit masih juga mendung. Hujan tinggal rintik satu-satu. Dingin menyergap di seluruh udara. Bersyukur rasanya tidak perlu kemana-mana. Tetap setia duduk di rumah, tempat satu-satunya di mana kita merasa hangat dan nyaman. Semoga kita menjadi bagian dari orang-orang yang bisa memutus penularan. Tetap hidup normal, dengan cara yang tidak normal: Cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak.
Note : Sebagai informasi, hari ini sudah di atas 45.891 korban di seluruh Indonesia. Esok hari pasti akan bertambah lagi. Akankah kita tetap bertahan pada keegoisan untuk melanggar pantangan, atau ikut membantu orang lain dengan taat pada peraturan? Hanya kita yang tahu.
Karena sudah terbiasa di rumah saja selama pandemi Covid-19 ini, maka tidak masalah ketika tidak bisa kemana-mana. Kurang lebih selama tiga bulan yang membosankan sudah terlewati. Dan semuanya terasa biasa saja saat sekarang ini. Hujan atau tidak, tetap harus tertib dan disiplin untuk diam di rumah saja, tidak kemana-mana. Pedulikan istilah new normal yang banyak disalahartikan. Lupakan banyaknya orang yang sudah mulai ramai keluar rumah. Tak payah iri untuk ikutan melalak ke mall, bertatap muka di kafe, berswafoto ramai-ramai, atau berbagi gembira di mana saja, dengan alasan new normal. Jangan lupa, pandemi belum berakhir dan penularan masih bisa terjadi di mana saja.
Meskipun mager, urusan perut tidak mengenal istilah mager. Jadi di tengah gerimis tetap harus pergi ke pasar. Belanja bahan pokok dan sayuran. Pulang dari pasar mandi penuh dan berbenah. Mempersiapkan segala sesuatunya, supaya besok pagi bisa langsung masak tanpa perlu ribet lagi sebelum berangkat kerja. Hari ini pun begitu. Mempersiapkan masakan untuk hari ini sebelum persiapan untuk pergi ke Ciputat via internet, mengikuti misa online. Sesudahnya lanjut dengan acara tidur lagi.
Sesuai jadwal yang kutulis di Keep Notes, harusnya hari ini mulai memasukkan tulisan-tulisan yang tertunda ke dalam blog. Tapi karena hujan dan sibuk bermalas-malasan, terpaksa urusan memindahkan tulisan harus tertunda lagi. Selanjutnya sibuk nonton drakor dan film horor. Penat nonton drakor main Sudoku. Hitung-hitung melatih otak supaya tidak pikun. Bosan Sudoku terus buka Youtube mencari link untuk berolah raga dari rumah. Lumayan bergerak demi mengeluarkan keringat yang tidak seberapa. Minimal badan disegarkan kembali dengan olah raga.
Langit masih juga mendung. Hujan tinggal rintik satu-satu. Dingin menyergap di seluruh udara. Bersyukur rasanya tidak perlu kemana-mana. Tetap setia duduk di rumah, tempat satu-satunya di mana kita merasa hangat dan nyaman. Semoga kita menjadi bagian dari orang-orang yang bisa memutus penularan. Tetap hidup normal, dengan cara yang tidak normal: Cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak.
Note : Sebagai informasi, hari ini sudah di atas 45.891 korban di seluruh Indonesia. Esok hari pasti akan bertambah lagi. Akankah kita tetap bertahan pada keegoisan untuk melanggar pantangan, atau ikut membantu orang lain dengan taat pada peraturan? Hanya kita yang tahu.