Gara-gara nonton film perampokan kemarin sore di Fox Movie, malamnya saya tidak bisa tidur. Biasa, mimpi buruk. Kalau biasanya saya mimpi jadi agen FBI atau spionase, kali ini saya mimpi jadi perampok yang dikekejar-kejar polisi. Rasanya capek banget. Seperti adegan di film kemarin, saya harus berusaha menyelamatkan diri bagaimana pun caranya. Masalahnya kalau dalam mimpi itu semakin kita ingin lari semakin berat kaki melangkah. Seperti diganduli batu. Jadi adegannya seolah berputar di situ-situ saja.
Film yang saya tonton kemarin berjudul Takers. Saya nontonnya pun sudah separuh waktu. Jadi tinggal adegan perampokan sebuah bank dan pengejaran yang dilakukan oleh dua orang polisi yang pada saat itu sudah selesai bertugas. Mendengar di radio ada berita tentang perampokan yang notabene dekat dengan lokasi mereka saat itu, maka naluri untuk menggagalkan perampokan itu pun muncul. Bukannya pulang mereka malah berbalik arah dan mencoba untuk menangkap para perampok. Setelah kejar-kejaran yang melelahkan, alhasil salah satu polisi itu tertembak mati. Ya, salah satu polisi itu tidak jadi pulang malah mati di jalan.
Perampok yang dikejar berhasil kabur dengan membawa hasil rampokannya. Entah bagaimana ceritanya, adegan tiba-tiba berubah menjadi pertarungan antar mafia karena memperebutkan uang hasil rampokan. Lha saya pun garuk-garuk kepala. Bingung. Kok tiba-tiba jadi adegan baku tembak? Tidak perlu berlama-lama heran akhirnya saya tahu ada orang dalam yang diam-diam menjadi penghianat di antara genk perampok tersebut. Setelah mengadu domba rekannya dengan genk lainnya, akhirnya dia berhasil membawa kabur hasil rampokan untuk dirinya sendiri. Teman-temannya hancur berantakan dan berusaha untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing.
Itulah kalau nontonnya sambil nyambi-nyambi nulis di blog. Alur ceritanya menjadi grathul-grathul. Jadi kemana-mana. Ujung-ujungnya saya hanya bisa bilang,"Ealahhhh.....cuman gitu doang!" Meskipun demikian ada pelajaran positif yang bisa saya ambil dari film tersebut. Intinya, jangan percaya siapa pun 100%. Nobody is perfect. Sepercaya-percayanya kita pada seseorang, tetaplah untuk berhati-hati. Terkadang dalam hidup kita, yang mau menjadi penghianat adalah orang yang kita anggap teman dekat atau bahkan saudara dekat. Orang-orang yang kita sendiri akan bilang "tidak mungkin" mereka akan berhianat. Tapi pada kenyataannya memang demikianlah adanya. Orang dekat, bahkan dengan wajah malaikat, bukan jaminan bahwa mereka adalah orang baik-baik saja. Sekarang ini susah untuk membedakan iblis atau malaikat, karena terkadang mereka berwajah sama. Pada saatnya kita akan tahu apakah orang itu penghianat atau bukan, adalah ketika mereka mulai menunjukkan jati diri dan ambisi yang sebenarnya.
Yang saya herankan adalah diri saya. Kok bisa-bisanya saya masuk dalam genk penjahat. Biasanya kan saya tergabung dalam tokoh protagonis, jadi polisinya. Lha kok kali ini malah saya yang dikejar-kejar oleh pihak kepolisian. Jadilah saya terbangun tengah malam dan tidak bisa tidur lagi. Malas terlibat perampokan dan akhirnya mimpi buruk lagi. Ujung-ujungnya di tengah malam yang sepi karena seluruh penghuni rumah sudah terlelap dalam tidurnya, saya sempatkan main Sudoku barang sejenak. Siapa tahu habis itu mata saya kembali minta diajak bobok. Dan ya, akhirnya saya kembali mengantuk. Kembali tarik selimut dan mulai melanjutkan tidur dengan harapan mendapatkan mimpi yang baru, yang lebih menarik. Good night, everybody!