Minggu pagi, dan hujan dari kemarin belum juga berhenti. Terus bergemericik tanpa henti. Saat membuka mata, kusempatkan meraih handphone. Melihat jam. Tiba-tiba saja sudah jam tujuh pagi. Tetapi hari masih gelap. Ternyata kesenyapan masih harus berlanjut di hari Minggu yang seharusnya asoi ini. Mau melanjutkan tidur lagi mata sudah terlanjur terbuka. Akhirnya pesan sarapan di warung sebelah rumah dan membuat secangkir kopi.
Kegiatan yang pertama adalah mengikuti berita tentang pencarian korban pesawat jatuh. Di tengah cuaca seperti ini, bisa jadi menjadi tantangan bagi para regu penyelamat. Di satu sisi mereka ingin membantu keluarga korban dengan memberikan yang terbaik, di sisi lain cuaca memang tidak sepenuhnya memberikan dukungan. Sementara keselamatan para pencari juga harus tetap diperhitungkan. Sebuah dilema di tengah kesedihan dan kepedihan yang mendalam. Apalagi di antara para korban, ada rombongan satu keluarga. Aku tiba-tiba merasa perih!
Sambil mengikuti berita di berbagai media online termasuk media sosial, ada beberapa pesan WA yang masuk. Permintaan dari anggota salah satu WAG supaya pertemuan mingguan diliburkan dengan alasan hujan. Susah mencari angkutan yang aman di musim hujan. Angkutan online pun kurasa juga lebih memilih untuk tinggal di rumah daripada harus keluyuran keluar rumah, meskipun itu untuk mencari nafkah. Jadi, dengan senang hati aku pun meliburkan pertemuan. Dengan syarat minggu depan pertemuan berikutnya harus ditambah waktunya. Dirapel. Untuk mengganti hari ini yang hilang karena hujan.
Aku, sekali lagi dengan rasa malas yang lebih besar daripada rajinnya, dengan keikhlasan diri akhirnya lebih memilih keluar rumah sebentar untuk membeli makanan jadi. Tidak ada satu pun driver Gofood yang beroperasi di saat hujan deras begini. Berkali-kali order, berkali-kali ditolak karena tidak ada drivernya. Ya sudahlah, daripada tidak makan, hujan-hujan pun jadilah untuk cari makan. Untung ada beberapa pujasera dekat rumah yang buka di siang hari. Bersyukur karena pada akhirnya semua bisa makan.
Sore hari, meskipun masih juga hujan, kami sempatkan diri ke gereja offline. Mumpung semua sehat. Dan mumpung hujan. Jadi tidak terlalu banyak umat manusia di dalam gereja. Dan memang hujan sepertinya belum ingin berhenti juga. Dan sejauh ini tidak ada tanda-tanda ingin berhenti. Kasihan banget para pedagang yang harus libur karena hujan. Dan kasihan juga para pemalas seperti kami yang biasanya mencari makan tengah malam kalau lapar. Tanpa para pedagang dekat rumah, terpaksalah harus menahan diri sampai pagi kalau lapar menyerang diri.
Semoga hujan hanya sampai hari ini saja. Karena besok sudah harus mulai bekerja. Semoga mereka yang sedang dalam kepedihan dan kedukaan, mendapatkan ketabahan dan kekuatan. Semoga besok menjadi lebih indah.