Sudah lama rasanya aku tidak pernah membeli buku sejak balada Covid-19 menyerang. Duniaku hanya berkutat dari rumah ke tempat kerja, dan dari tempat kerja kembali lagi ke rumah. Ditambah dengan mulai aktif kembali dalam kegiatan gereja dalam skala terbatas. Jadi ketika beberapa hari yang lalu ada kesempatan untuk melalak ke toko buku, akhirnya tercapai juga hasrat yang lama terpendam, untuk mulai lagi membeli satu dua buku, sebagai bacaan di kala senggang.
Ada tiga buku yang akhirnya kubawa pulang. Dua buku terjemahan karya novelis John Grisham dan satu buku karya anak bangsa, Andrea Hirata. Buku Andrea Hirata langsung lesap dalam sekejab. Tidak butuh waktu berhari-hari untuk menyelesaikannya. "Catatan Peminum Kopi" berisi kumpulan cerpen yang mampu dirangkum dalam satu cerita menjadi sebuah cerita yang indah dan bernilai baca. Ketika membacanya, seolah para pembaca diajak masuk ke dalam cerita untuk bergabung dengan para tokoh-tokoh lainnya. Membaur jadi satu dan memainkan peran masing-masing seperti di dunia nyata. Indah! Itu saja kesimpulannya.
John Grisham adalah pakar mengarang novel berlatar hukum. Tokoh utamanya kebanyakan berprofesi sebagai pengacara. Back groundnya tentu saja tidak jauh-jauh dari yang namanya ruang sidang, hakim, jaksa dan kasus-kasus tentunya. Di tangannya, ruang pengadilan yang membosankan bisa menjadi runtutan cerita yang tidak membosankan. Ringan dan bisa menimbulkan kecanduan.
Tidak tahu sejak kapan aku mengidolakan penulis ini. Yang jelas, sejak membaca bukunya pertama kali, aku langsung jatuh hati. Buku yang tebalnya ampun deh itu, seolah menjadi santapan yang harus segera diselesaikan. Kalau tidak yaitu tadi. Tidak bisa tidur. Atau kalau bisa tidur pasti terbawa dalam mimpi. Kalau aku yang jadi tokoh utamanya sih tidak masalah. Tapi kalau jadi penjahatnya itu yang dihindari, meskipun hanya dalam mimpi.
Dimulai dari hari keempat dalam tahun 2021, aku memulai dengan membaca bukunya entah yang ke berapa. "Rooster Bar". Itu judulnya. Karena dibaca hanya pada saat jam istirahat kerja, mau tidak mau harus terbagi dalam beberapa bab. Satu hari 5-6 bab. Dan pada hari ketujuh, aku sudah menyelesaikan 20 bab. Bisa jadi esok hari bisa selesai. Besok istirahatnya jauh lebih panjang karena jatuh pada hari Jumat. Lumayan kalau bisa selesai sekaligus. Asalkan mata tidak membelot, kurasa bisa juga selesai esok hari.
Di rumah masih ada satu buku lagi karya John Grisham yang baru sepintas dilihat. "Sang Informan". Belum ada waktu untuk membacanya karena sepulang kerja, waktu habis untuk leyeh-leyeh dan menonton Netflix. Terpaksa harus menunggu hingga akhir pekan ini. Pada saat libur akhir pekan nanti, kuharap mampu menyelesaikannya. Dan pada akhirnya, aku memang akan tetap menjadi pencinta John Grisham, selain Sidney Sheldon, Agatha Cristie, dan Andrea Hirata tentunya. Bahagia itu memang bisa dalam rupa apa saja.