Martina Felesia

Hari ini ada yang mengirimkan tumpeng ke rumah.  Nasi kuning lengkap dengan lauk pauk.  Ada ayam goreng, kering tempe, perkedel, sambal goreng kentang, telor dan berbagai macam sayuran sebagai hiasan.  Jauh-jauh dikirimkan oleh seorang teman, yang selama ini baru kutahu ternyata ada di Singapore.  Dekat dengan Batam, tapi tidak saling tahu karena sudajh lama kehilangan kontak.  Ketemu baru beberapa hari yang lalu.  Itu pun di WA grup bekas orang lawas mantan Mudika dan KKMK tempat kami bekerja dulu.

Memang benar apa yang pernah dibilang dalam sebuah lagu, "Jalan Tuhan, bukan jalanku".   Tuhan bicara dengan caraNya sendiri.  Ia mempertemukan kami yang puluhan tahun lost contact, tiba-tiba bisa berbincang dan bertatap muka, meskipun hanya lewat media sosial, WA Grup.  Dan meskipun pertemuan secara face to face tidak bisa terwujudkan karena masa pandemi, toh kegembiraan tetap bisa terwujudkan dengan bantuan teknologi canggih yang disebut internet.

Kiriman tumpeng hari ini mengingatkanku tentang Tami, si pengirim tumpeng.  Tidak disangka kalau selama delapan tahun ini dia berada di Singapore dan bekerja di sana.  Sementara kami, teman-teman lamanya yang sebagian besar masih berada di Batam, tidak tahu menahu tentang hal itu.  Jarak antara kami sebenarnya begitu dekat.   Tapi sekarang terasa begitu jauh karena harus mematuhi protokol kesehatan yang begitu ketat.  Covid-19 membuat semuanya menjadi serba sulit dan susah untuk dijangkau.  Yang mampu mendekatkan ternyata hanya WAG.

Tami, karena kebahagiaannya bisa bertemu lagi dengan kami walau hanya di grup WA, menyempatkan diri mengorder tumpeng lewat salah seorang temannya di Batam, untuk dikirimkan kepada kami masing-masing.  Sebagai ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru  katanya.  Dan sebagai ucapan syukur karena dipertemukan lagi dengan teman rasa saudara di perantauan.  Seperti warna-warni tumpeng yang dikirimkannya pagi ini.  Itu seperti warna-warni pertemanan yang terjalin di antara kami, dulu, dan sekarang.

Ah, Tami.  Apapun jalan ceritamu, jalan ceritaku, semuanya tentu sudah dalam penyertaan tangan Tuhan.  Tidak ada yang kebetulan dalam melakukan perjalanan ini.  Dan tidak perlu ada penyesalan di dalamnya.  Apapun ceritanya, semua harus dihadapi dengan kepala tengadah dan hati terbuka.  Tidak boleh ada kata menyerah untuk sesuatu di mana kita sudah terlanjur melangkah.  Pada saatnya nanti, semua akan indah pada waktunya.  Terima kasih untuk tumpengnya.  Terima kasih untuk kebahagiaan yang boleh dibagikan.  Semoga tahun baru ini menjadi tahun berkat bagi kita semua, bekas ex Mudika Aloysius Gonzaga dan KKMK Batam zaman dahulu kala.  Amin.

Label:
0 Responses