Martina Felesia

Baru terasa olah raga sangat membebani di usia kepala lima sekarang ini.  Serba susah untuk  dilaksanakan dan sangat berat untuk dijalankan.  Terutama untuk manusia pemalas seperti aku ini yang tidak menjadikan olah raga sebagai cinta pertama dalam hidupnya.  Jogging yang sempat terhenti karena Covid-19 sudah pasti akan susah untuk dimulai lagi. Apalagi dengan memori akan nasihat dari dokter spesialis jantung yang menyarankan untuk berhati-hati karena tensi yang dirasa tinggi meskipun baru mencapai angka 140/85 rata-rata.  Karena di posisi angka itu sudah sering membuat oleng maka mau tidak mau nasihat dokter harus diikuti dengan menghentikan olah raga yang agak menguras tenaga berganti dengan olah raga yang menyeh-menyeh di depan komputer setiap sore sepulang kerja.

Kalau dulu sebelum corona olga adalah alasan untuk bisa terlepas dari imsonia, maka di musim corona olga menjadi alasan untuk tidak gampang lengah dan gampang tertular virus dari manapun datangnya.  Kemalasan dan rasa acuh, mau tidak mau harus digantikan dengan semangat tidak kenal lelah untuk mendapatkan tubuh yang bugar dan tidak mudah terkapar.  Meskipun rasanya badan tidak sanggup untuk bertahan, tetapi memaksakan diri minimal setengah jam berolah raga di rumah (tidak di lapangan lagi), menjadi suatu rutinitas yang perlahan tapi pasti mulai menyenangkan untuk dijalani.  Tidak hanya menghilangkan migren yang sering datang tiba-tiba, tetapi juga membuat tidur terasa sangat mudah di malam hari.

Bagi manusia bukan pencinta olga seperti diriku ini, segala sesuatu memang harus dipaksa dulu supaya bisa berjalan sesuai harapan.  Dulupun juga begitu.  Tidak ada keinginan untuk ikut jogging sepulang kerja bersama teman-teman.  Mereka jogging aku lebih memilih pulang.  Tetapi pada akhirnya, kuputuskan untuk memulai segala hal yang sukar meskipun meskipun harus tertatih membiasakan diri. Dan akhirnya aku berhasil bertahan hanya dengan beberapa orang sementara yang lain tumbang  Rute jogging sepanjang 2.4km akhirnya bisa terlampaui dengan baik sampai pada akhirnya Corona-19 datang menyerang.  Acara olga dengan teman kantor akhirnya berganti dengan olga sendiri di rumah, sampai sekarang.

Meskipun tidak mencintai olga, tetapi minimal ia telah mengubah hidupku menjadi lebih baik dari hari kemarin.  Sakit kepala yang biasanya datang mendera dengan tiba-tiba lenyap begitu saja.  Susah tidur yang sering mengintai di usia kepala lima seperti menjadi tanpa makna.  Langsung pules begitu menyentuh bantal.  Tanpa ba bi bu lagi.  Tidak perlu klesikan lagi. Semangat dan keinginan menjadi sehat telah mengalahkan keengganan untuk melakukan kegiatan menggerakkan raga.  Akhirnya, meskipun terkadang masih sering terasa pegal-pegal di badan, olga tidak boleh berhenti menjadi sesuatu yang hanya seperti "hangat-hangat tai ayam".  Meskipun melelahkan, segala hal yang baik tidak boleh membuatmu menyerah begitu saja.  

Don't be give up!  Ojo leren masio dengkleh! Itu saja.

Label:
0 Responses