Martina Felesia

Seseorang melihat kesempatan untuk menjadi terkenal.  Ia melihat orang lain bisa melakukannya dengan baik dan ia juga menginginkannya.  Sayangnya, ia tidak punya keberanian.  Pada dasarnya ia lahir sebagai pengecut dan pecundang.  Ia hanya bisa menyimpan keinginan untuk menjadi terkenal dengan tetap sabar menunggu sampai saat itu datang.  Sementara menunggu, mau tidak mau ia harus menunjukkan wajah tanpa dosa, manusia tanpa daya, dan jauh dari keinginan untuk menjadi terkenal, sangat bertentangan dengan lubuk hatinya yang berkobar-kobar untuk menunjukkan kepada dunia bahwa sebenarnya dia adalah seseorang yang sang ambisius, tetapi tidak tahu bagaimana cara untuk menunjukkannya

Dan pada akhirnya, perlahan tapi pasti, akan terlihat, bahwa penampilan lugu dan tutur kata tanpa cela, bisa menjadi jalan pintas untuk mendapatkan yang diinginkan oleh seseorang.  Hanya butuh keberanian untuk bersikap palsu, manipulatif, playing victim, atau kalau perlu kurbankanlah pertemanan.  Dengan dukungan orang yang setali tiga uang, punya persamaan sifat dan sikap, maka keinginan untuk menjadi terkenal sudah pasti bisa diwujudkan.  Tidak perlu pedulikan nasib orang lain.  Tutup mata dan telinga akan datangnya teguran.  Yang penting keinginan tercapai dan "aku" menjadi satu-satunya yang "ter" di tempat itu. Tidak peduli kata orang.  Tidak perlu pusing dengan tatapan mata penuh cemoohan.  Yang penting keinginan untuk menjadi terkenal sudah ada dalam genggaman

Pelajaran Pertama

Ternyata "mengenal" seseorang tidak bisa hanya ditentukan oleh berapa lama kita telah mengenalnya.  Bukan!  Terkadang yang kita anggap "kenal" ternyata adalah orang yang tidak kita kenal.  Ada juga yang seolah tidak kita kenal, ternyata adalah seseorang yang senantiasa ada di dekat kita.  Lamanya waktu tidak menjamin kita bisa "mengenal" seseorang..  Bisa saja kita tertipu.  Bisa jadi kita terlena.  Tetapi sekali lagi, lamanya waktu bukanlah jaminan untuk bisa mengenal seseorang, sebaik-baiknya orang itu.

Kata kuncinya adalah: Be careful! Berhati-hatilah senantiasa.  Karena ada banyak orang, yang berusaha keras untuk mengubah penampilannya.  Ada banyak kemungkinan yang bisa membuat kita tertipu.  Topeng kemunafikan bisa jadi adalah kamuflase tampilan sempurna bagi mereka yang mendambakan untuk mencapai tujuannya.  Tetapi karakter seseorang pada akhirnya akan kelihatan dengan sendirinya.  Karakter penipu akan tetap menjadi penipu.  Karakter pecundang akan tetap menjadi pecundang.  Karakter penjilat akan tetap menjadi penjilat.

Hari ini aku berkaca dan belajar untuk mengenal diri sendiri!

Label:
0 Responses