Martina Felesia

Kemarin bolong satu hari tidak menulis.  Sepertinya badan dan pikiran tidak bisa diajak untuk bekerja sama walaupun hanya sejenak.  Dari pagi sampai sore rasanya seperti melayang entah di mana.  Mungkin efek dari udara yang terasa pengap dan membuat ubun-ubun seperti menguap.  Panase pol!  Sampai rumah tidak ada waktu lagi untuk menyinkronkan antara badan dan pikiran.  Pulang kerja langsung mandi jebar-jebur dan kemudian tidur!  Tidak mungkin memaksakan diri melakukan sesuatu sementara badan rasanya lungkrah nggak mau diajak ngapa-ngapain juga.  Alarm kesetresanku rupanya mulai memperlihatkan wajahnya.

Tanda-tanda stres itu untukku mudah ditebak.  Kalau kepala sering pusing, perut mual dan tiba-tiba serba halu tidak tahu mau melakukan apa, nah itu bisa dibilang lagi stres yang kadarnya agak lumayan tinggi.  Mengapa?  Karena baik yang stres dan yang tidak stres semua akan terkena imbasnya.  Muka masam,  senyum mahal,  bicara pun pedes sepedes semut merah yang berbaris di dinding memandangku curiga.  Semua bakalan serba salah pokoknya!  Jadi kalau stres ya mendingan aku memang diam saja.  Mengurangi efek sakit kepala yang berimbas ke sakit jiwa daripada nantinya semua orang dibahas dari A sampai Z meskipun tidak ada hubungan sama sekali dengan masalah stres yang kuhadapi.

Jika sudah demikian, itu tandanya sudah harus mencari kegiatan yang sekiranya bisa membahagiakan jiwa dan raga.  Jangan biarkan aura kemalasan meronta-ronta membahana dari dalam jiwa.  Walau kepala nyut-nyut, badan mriang, dan segala macam alasan lainnya berlomba ingin diperjuangkan, cobalah melakukan sesuatu yang asoy, indah, mengasyikkan dan sekaligus membahagiakan.  Kalau pengin ngemall ya pergi saja ke mall.  Kalau pengin olga ya olga saja tanpa perlu malu.  Kalau pengin langsung molor sepulang kerja ya silahkan saja karena yang namanya keinginan itu tidak baik kalau musti ditahan-tahan.  Jadi yang penting adalah, berusahalah membahagiakan diri sendiri.  Itu saja!

Mungkin sebenarnya itu bukan stres.  Mungkin hanya butuh istirahat saja.  Atau butuh dipeluk-peluk saja.  Butuh disayang-sayang.  Cobalah disodorin yang merah-merah itu beberapa lembar, so pasti segala macam jenis stres akan hilang entah kemana.  Yang namanya sakit kepala kek, masuk angin kek, pegel-pegel kek, akan minggat dengan sendirinya...hahahaha!  Ya itu kalau saya ya.  Jadi jangan ada yang tersungging apalagi tersinggung.  Saya mah orangnya memang gitu. 

Tapi untung juga masih ada laptop di rumah.  Solusi masalah setiap kali kegalauan dan kehaluan merongrong jiwa.  Untuk diriku yang kurang hobi melalak-lalak kemana-mana ini, laptop menjadi solusi terbaik dalam rangka menyembuhkan jiwa yang lagi gundah gulana tapi tidak tahu apa yang digundahgulanakan.  Entah untuk menonton film, sekedar melenturkan jemari tangan dengan menuliskan sesuatu atau seseorang, atau untuk sekedar mencari hiburan dari dunia maya yang menawarkan berbagai macam jenis pilihan tanpa jedah waktu.  Intinya adalah, belajarlah menyembuhkan diri sendiri bagaimanapun caranya dan jangan pernah berharap kepada orang lain apapun alasannya.  Do the best for yourself!

Label:
0 Responses