Malam minggu malah hujan. Memang sih nggak deras, tinggal gerimis sedikit sisa-sisa hujan tadi siang. Tapi lumayan memblokir aktifitas sebagian orang yang memang dasarnya males keluar rumah kayak aku ini. Tidak hujan saja males, apalagi hujan. Sepertinya lebih asyik menikmati lagu-lagu lawas dari Nicky Astria atau Bon Jovi daripada harus klayapan kemana-mana. Ditemani secangkir kopi dan tahu isi, ternyata nyambi mengisi TTS merupakan keputusan yang sangat tepat. Sederhana tapi bikin bahagia.
Dulu, waktu anak-anak masih kecil, malam minggu rasanya selalu saja menjadi hari yang sangat sibuk. Dari bangun tidur sampai mau tidur lagi ada saja yang harus diurus. Apapun yang dikerjakan seolah tidak pernah ada habisnya. Rumah selalu ramai dengan teriakan dan kebisingan. Anak-anak senang karena akhir pekan menjadi hari kebebasan bagi mereka. Pengasuh libur, dan orangtua seratus persen ada di rumah untuk mereka. Bebas belajar, bebas nonton TV, bebas main game, dan bebas makan apa saja selagi tersedia . Orangtua tenang saja, anak pun senang!
Sekarang ini, setelah terpisah satu-satu, malam minggu lebih terasa sepinya. Si Sulung merantau dan bekerja di negara tetangga, si Tengah menjalani pendidikan di kota Yogya, dan si Bungsu sibuk dengan kawan-kawannya di media sosial. Tidak ada suara televisi, teriakan atau keributan seperti dulu. Televisi sudah lama teronggok di gudang. Tidak ada lagi yang berminat menonton TV. Zaman sudah banyak berubah dan menjadi serba canggih. Semua media bisa diakses dengan internet. Cukup memiliki handphone atau laptop, maka TV atau radio sepertinya sudah tidak diperlukan lagi.
Jadi, kembali ke malam minggu hari ini, masing-masing manusia punya kegiatannya sendiri. Sang Bapak membantu kegiatan di gereja sepulang kerja, dan Mamak sibuk menulis setelah menyalurkan hobinya mengisi Kompas TTS yang tidak kelar-kelar dari kapan hari. Sambil mendengarkan suara rintik hujan di luar rumah, menulis "sesuatu" sebelum tidur merupakan ritual penting. Mencoba menulis minimal satu tulisan setiap hari. Bukan untuk menghasilkan cuan , tetapi lebih untuk menyembuhkan diri sendiri. Dengan menulis, segala beban dan luka di masa lalu, perlahan-lahan akan beroleh kesembuhan.
Dan sampai hujan berhenti dengan sendirinya, malam mingguku masih seperti ini. Coba merasakan keheningan dalam keheningan, sambil sesekali mendengarkan suara orang sedang mendaraskan doa taraweh setelah berbuka puasa. Rasanya tenteram dan damai, seperti suasana di kampungku kala itu. Sambil terus menulis, saya ingin merayakan hidup hari ini dengan penuh syukur. Terima kasih atas banyak hal yang terjadi hari ini. Terima kasih untuk kesempatan menikmati udara dan kehidupan nafas sampai saat ini. Terima kasih untuk setiap kesadaran tentang kemanusiaan yang harus diperjuangkan. Terima kasih karena malam mingguku yang sepi menjadi satu kesempatan untuk menelaah diri, belajar menjadi manusia yang lebih baik lagi.
Pada akhirnya, selamat bermalam minggu dengan cerita masing-masing. Tetap tenang dan selalu menyimpan harapan. Ingat, bahwa bahagia juga butuh usaha dan harus diperjuangkan!
NB: "Jangan menjadi orang munafik dan setengah-setengah dalam menjalani cerita sesaat di dunia ini !"