Kemarin, pagi-pagi sudah diingatkan oleh suami lewat WA,"Ojo lali kerja bakti di gereja. Naik gojek saja!"
"Iyoooo.......!" aku menjawab panjang. Baru saja aku kelar memandikan Klepon, anjingnya. Baru mau tarik nafas, eh sudah dipanggil-panggil.
Hari itu memang ada giliran kerja bakti di gereja. Biasa. Persiapan memasuki pekan suci Paska. Aku sih sebenarnya sudah janjian sama kawan mau berangkat jam sebelas siang. Tapi suamiku sudah sibuk mengingatkan dari pagi, karena dia sendiri kebetulan harus masuk kerja di akhir pekan. Jadi ceritanya, nggak ada dia bininya pun jadilah! Terpaksa kubatalkan janjian pergi yang jam sebelas siang.
Jam sembilan pagi aku bergegas mempersiapkan diri. Ambil gunting pemotong tanaman, solasi, stapler, dompet, dan tidak lupa memasukkan tissue dan handphone ke dalam tas. Mampir ke Alfamart sebentar untuk beli minum dan permen pereda gatal di tenggorokan. Terus pesan gojek untuk pergi ke gereja. Meskipun jarak gereja dan rumah tidak terlalu jauh, tapi lumayan pegal juga kalau harus jalan kaki. Jalan kaki jauh naik gojek terlalu cepat. Pilihannya ya tetap ngojeklah!
Sesampai di gereja kulihat para bapak sudah sibuk beraktifitas. Ada yang mengatur kursi, ada yang bersih-bersih di luar, ada juga yang sibuk merapikan jalan dan halaman. Sebagian ada juga yang sibuk memasang lampu tambahan dan memasang spanduk di sepanjang pagar. Para ibu sibuk menyapu di dalam dan di luar gereja. Ada juga beberapa ibu yang terlihat membawa anaknya ikut serta. Mungkin daripada di rumah sendirian saja tidak ada yang menjaga, maka diajak sekalian ke gereja, meskipun bisa jadi hanya bisa jadi perusuh mamaknya kerja.
Setelah menyempatkan diri bertegur sapa dengan beberapa di antara mereka, aku segera menggabungkan diri dengan para ibu. Ambil sapu dan mulai menyapu di bagian dalam gereja yang ternyata luasnya luar biasa. Baru sadar kalau menyapu ternyata bisa menguras tenaga seperti habis berjam-jam olah raga zumba. Baru sadar juga ternyata aku tuh sudah tidak lagi muda 😂😂. Baru nyapu seperempat bagian saja sudah ngos-ngosan. Beruntung ada beberapa ibu yang melanjutkan sehingga aku bisa selonjoran bentar.
Setelah merasa klengernya hilang, mulai ganti kegiatan memotong-motong dan merapikan daun palem. Sebagian untuk dekorasi dan sebagian lagi untuk perayaan misa malam hari dan besok paginya. Memotong-motong, merapikan sampai tangan pegel. Sesudahnya baru gabung dengan tim dekorasi altar bersama para suster. Nah, pada bagian ini karena aku suka, jadi tidak terasa capeknya. Lincah saja tangan ini menggunting dedaunan kras kres kras kres. Dan suster pun senang karena mereka tinggal ambil dan tancap ke pot dengan cepat. Tidak sampai satu jam selesai sudah urusan menghias altar. Setelah itu tentu saja, berfoto dong ramai-ramai! Namanya juga mamak-mamak! Tiada hari tanpa photo pokoknya. Dikit-dikit photo. Dikit-dikit upload. Hadeuh!
Tidak terasa hampir enam jam juga ribet di gereja. Menjelang jam tiga sore segera cari tumpangan untuk pulang. Berharap bisa tidur sebentar sebelum ikut misa malam harinya. Melihat hasil kerja bakti yang luar biasa hari itu, dengan team work yang juga sangat luar biasa, minimal membuat hati berbunga-bunga. Bersyukur karena masih mendapat kesempatan untuk melakukan hal-hal kecil tetapi bermakna. Belum tentu kesempatan seperti ini akan terulang kembali. Jadi,