Setelah beberapa kali merencanakan karaokean dan gagal terus gara-gara Covid, akhirnya tercapai juga keinginan yang sudah dipendam sejak lama. Selain karena alasan kangen-kangenan sekaligus ingin balas dendam setelah hampir tiga tahun lamanya harus rela terkungkung di dalam rumah, tidak bisa kemana-mana. Aku dan beberapa mantan kawan kantor segera sat set mengerahkan waktu dan tenaga untuk mengatur di mana dan kapan ketemuannya sebelum ada yang berubah pikiran. Maklum mamak-mamak labil. Bisa saja di detik-detik terakhir membatalkan acara. Dari enam orang yang terdata, akhirnya tinggal tersisa empat orang yang siap. Satu orang pergi mudik liburan, dan satu lagi ada acara yang tidak bisa ditinggalkan. Ya nggak masalah! Harus tetap konsisten dong sesuai rencana awal. Show must go on! Maju terus pantang mundur pokoknya!
![]() |
Dessy, Inun, Me, Ratna |
Entah karena sudah terlalu lama absen dari tempat karaoke, atau karena memang tempat karaokenya yang tidak pernah di'upgrade', kok rasa-rasanya otak kami jadi agak lemot saat mengoperasikan pilihan lagu-lagunya. Komputernya masih serba jadul, dan pilihan lagunya juga masih model yang lawas-lawas.
Secara pribadi sih aku senang-senang saja. Kebanyakan memang lagu-lagu lawas yang kubisa. Maklum, sudah "umur lebih" ๐. Hanya saja ribet kali rasanya harus mencet-mencet keyboard yang sebagian besar hurufnya sudah tidak bisa terbaca. Habis waktu hanya untuk mencet-mencet huruf demi memilih lagu yang disuka. Belum lagu masalah mata yang terkadang nampak terkadang hilang huruf. Harus sabar memang. Yang namanya bahagia itu memang harus diperjuangkan kayaknya.
Tapi ya memang begitulah ya. Tanda-tanda dari "umur lebih" itu bisa terlihat dari lagu-lagu yang dipilih saat karaoke. Kalau lagu yang dipilih kebanyakan lagu zaman dahulu kala, dan sebagian besar penyanyinya sudah meninggal dunia, bisa dipastikan beliau-beliaunya yang nyanyi adalah kategori senior๐๐. Kalau lagu-lagunya familiar di telinga tapi susah terpatri dalam ingatan, kemungkinan jatuhnya di level medior. Tengah-tengah antara senior dan yunior begitulah. Jadi jangan heran waktu kami nyanyi itu genrenya entah kemana-mana. Kalau enak di dangdut ya nyanyi dangdut, kalau enak di pop ya hajar saja lagu pop. Sesekali lagu slow rock pun diembat seolah lupa bahwa sewaktu-waktu suara ini bisa kesleo karena faktor "U".
Jadi, karena alasan farewell yang ke sekian kali itulah kami semangat nyanyi. Nggak papa deh meski sesekali terdengar fals, yang penting nyanyi. Urusan suara kemana-mana itu urusan belakangan. Belum tentu di tempat baru nanti bisa ketemu dengan kawan yang sefrekuensi. Semangat untuk para lansia yang usianya semakin tua semakin berjiwa muda. Apapun ceritanya hidup harus dinikmati. Jangan menoleh ke belakang, dan jangan pula terpaku pada masa depan. Jalanilah hidup hari ini dengan sepenuh hati.