Setelah bulan Desember tahun lalu menjenguk kakak sekaligus liburan Natal di Kuala Lumpur, maka bulan Juni kemarin diulang lagi dengan alasan yang sama tapi judul berbeda. Meskipun sudah beberapa kali pergi tapi tetap saja terlihat antusias setiap kali mau pergi lagi. Padahal kalau dipikir-pikir capek juga perjalanan laut dan darat yang akan ditempuh. Belum lagi membayangkan antrian di imigrasi yang terkadang tidak bisa diprediksi.
![]() |
Naik ferry dari Batam Centre ke Stulang Laut |
Apapun alasannya, yang namanya liburan tetap saja membahagiakan. Dari persiapan beli tiket ferry, tiket bus, booking hotel, dan destinasi mau kemana setelah sampai di tempat tujuan, semua harus dipikirkan. Biasanya sih semua akan terlihat ribet di awal. Tetapi pada akhirnya semua akan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Semua harus sepakat atau dipaksa untuk sepakat supaya perjalanan yang dinantikan berjalan dengan penuh sukacita dan gembira. Karena kalau ada satu saja yang ngambek maka bisa dijamin bakal amburadul liburannya.
Menyesuaikan dengan cuti kakak, maka kami mulai perjalanan di hari Senin, tanggal 26 Juni 2023. Menginap di hotel selama dua malam dan diperkirakan sudah bisa pulang ke Batam tanggal 28 Juni. Memang terbilang singkat, hanya tiga hari. Mau gimana lagi. Yang dikunjungi cutinya juga mepet sekali. Itu pun tidak bisa mampir ke apartemennya karena dia sewa sharing room bersama kawannya. Mungkin nanti ya kalau jadi sewa kamar untuk diri sendiri kami bisa numpang tidur kalau misalnya berkunjung.
![]() |
Makan malam di China Town |
Perjalanan dengan bus ditempuh dalam waktu kurang lebih 4.5 jam. Dalam waktu itu ada jedah sejenak sekitar 15 menit di rest area untuk membersihkan diri di toilet dan sekedar mencari cemilan bagi yang lapar. Sisanya dipergunakan untuk melemaskan kaki yang kaku sebelum melanjutkan perjalanan. Beruntunglah kondisi bus full AC dengan posisi duduk yang lumayan nyaman, jadi meskipun lama, hampir semua penumpang terlihat menikmati perjalanan.
Sekitar pukul 4.30 sore, sampailah kami di TBS (Terminal Bersepadu Selatan) Kuala Lumpur. Sambil menunggu kakak yang janji mau menjemput, kami sempatkan untuk melemaskan kaki dengan berkeliling di Lobby Utama TBS. Yang pengin ke toilet segera pergi ke toilet. Yang pengin ngopi segera mencari kedai kopi. Barulah setelah kakak datang, kami segera melanjutkan perjalanan guna check in di hotel yang sudah dibooking sebelumnya.
Malam selesai beres-beres kami keluar sebentar ke China Town untuk cari makan. Pesan makan dengan bahasa tarzan. Yang pesan tidak ngerti bahasa Mandarin, yang jualan tidak paham bahasa Inggris. Jadilah ordernya pakai bahasa isyarat yang sesekali diselingi bahasa tubuh. Yang penting penjualnya tahu apa yang kami pesan dan kami pun bisa membayar dengan benar waktu disodori tagihan.
Selesai makan kami menghabiskan waktu sejenak dengan menyusuri jalan sepanjang China Town. Lanjut jalan lagi dan sampailah di Jalan Petaling, tempat orang biasa belanja oleh-oleh murah kalau ke Kuala Lumpur. Kami hanya numpang foto di depan jalan karena malas untuk masuk ke dalam. Malas karena tidak punya tujuan mau beli apa. Apalagi anak-anak. Mereka paling malas kalau diajak muter-muter jalan kaki tanpa tahu apa yang mau dibeli. Daripada mendengarkan orang ngedumel, aku dan suami memutuskan untuk kembali ke hotel dan tidur.
Keesokan harinya kami memutuskan pergi ke Aquaria KLCC. Tidak ada rencana pergi ke tempat lain karena sebagian besar sudah pernah dikunjungi. Anak-anak pun tidak ada yang berminat untuk diajak mengulang. Padahal di Aquaria pun hanya lihat jenis-jenis ikan. Saingan dengan rombongan anak TK yang sedang berwisata ke tempat yang sama. Tiket masuknya pun terhitung mahal, RM71 per orang. Itu Weekday ya. Weekend beda lagi.
Meskipun mahal, anak-anak terlihat sangat menikmati kunjungan ke Aquaria KLCC. Semacam aquarium raksasa begitulah. Isinya mulai dari berbagai macam ikan berukuran kecil sampai ikan hiu. Semua terlihat jelas oleh pengunjung. Sayangnya ada beberapa bagian yang cahayanya terlalu gelap sehingga hasil foto semua berwarna biru akibat pantulan lampu. Jadi mau ambil foto atau video rasanya terlihat aneh karena samar-samar alias tidak terlalu jelas. Beruntung pada saat kunjungan suasana tidak terlalu ramai sehingga tidak perlu sampai berdesak-desakan dengan pengunjung lain. Maklum hari Selasa. Weekday. Waktunya orang kerja, bukan
Baru kusadari ternyata bukan hanya anak-anak yang senang. Bapaknya pun hepi kutengok. Dari awal sampai akhir perjalanan sibuk foto sana foto sini. Pokoknya beliaunya antusias sama seperti anaknya. Jadi alih-alih bete memikirkan harga tiket masuk yang menurutku terlalu mahal, aku pun ikutan tertawa-tawa bersama mereka sampai selesai.
Menurutku, secara keseluruhan masih lebih bagus Sea Aquarium Singapore. Selain pencahayaan yang kurang di beberapa bagian, waktu kunjungnya juga terlalu singkat. Tidak sebanding dengan RM71 yang harus dibayarkan. Mending duitnya dipakai makan enak daripada dipakai untuk muter-muter lihat ikan. Tapi ya gimana lagi. Pemikiran mamak emang beda jauh dengan pemikiran anak-anak ya.
Untuk menghibur diri, pulangnya mencari makan di seputaran Bukit Bintang. Ada sebuah mall yang menjadi idola kak Pilar kalau lagi pengin makan enak. Lot 10 Mall. Banyak pilihan menu dengan harga yang tidak terlalu mahal. Mau cari yang haram atau yang halal ada. Semua tersedia hidup rukun berdampingan tanpa ada yang nyinyir masalah halal dan haram. Tergantung masing-masing orang mau pesan apa. Semua dikembalikan kepada kesenangan masing-masing.
Sesudah makan kami putuskan kembali ke hotel. Padahal aku dan suami ingin lanjut jalan-jalan lagi. Anak lelakiku ingin berenang. Ya sudah, berenanglah dia sepanjang siang sampai sore itu ditemani oleh kakaknya. Aku hanya bisa menonton orang berenang karena baju renang ketinggalan. Padahal yang awalnya antusias mau berenang ya diriku ini 😂. Nasib....!
Sore menjelang malam mamak dan bapak pamitan mau jalan berdua ke Sungai Wang Mall. Katanya sih nggak afdol ke Kuala Lumpur kalau nggak mampir ke Sungai Wang. Jadilah akhirnya berdua-duaan saja menjelajahi mall, mampir sebentar beli oleh-oleh. Lanjut jalan lagi, menyusuri jalan sana sini sampai akhirnya, eh, tembus lagi ke daerah Bukit Bintang. Baru tahu kalau ternyata Bukit Bintang dekat banget dengan daerah Sungai Wang. Hanya saja menikmati jalan-jalan sore sambil membawa tentengan ternyata menyusahkan juga. Akhirnya memutuskan untuk kembali ke hotel, setelah berhenti sebentar untuk membeli nasi goreng seafood, dibungkus. Sampai hotel langsung klenger karena kecapekan jalan.
Besoknya, Rabu 28 Juni 2023 kami pulang ke Batam dengan bus pagi dari TBS ke Larkin Johor. Berharap dapat ferry agak siangan supaya tidak terlalu malam sampai di Batam. Beruntunglah dapat bus yang lumayan bagus dan ferry sesuai jadwal yang diinginkan. Jadi masih terang benderang hari ketika menginjakkan kaki di Batam lagi.
Terima kasih, kak Pilar atas traktirannya. Jumpa lagi kita di Yogya Natalan tahun ini. Semoga kakak sehat-sehat selalu dan menikmati pekerjaan barunya. Sukses selalu dan God bless you! 😍