JULI - SEPT 2023
Tiga bulan sudah menetap untuk sementara waktu di kota gudeg, Yogyakarta. Tiga bulan yang terasa agak "aneh" karena harus ElDeEran sama suami di usia yang bisa dibilang sudah tidak muda lagi. Tiga bulan yang menurutku penuh tantangan karena harus pintar-pintar mengisi waktu dari pagi sampai malam, dari malam sampai pagi lagi. Untuk aku yang serba usreg dan umek ini tentunya agak sedikit menguatirkan karena takutnya malah bosan tujuh turunan.
Bukan tanpa sebab ketika memutuskan tinggal berjauh-jauhan dengan suami yang notabene ori tiyang Ngayogyakarta. Masalahnya adalah ada dua orang anak remaja yang sedang butuh pendampingan ketika memilih untuk melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di kota kelahiran bapaknya. Setelah anak nomor dua, si Bungsu akhirnya menetapkan pilihan di sekolah yang sama. Alhasil mau tidak mau memang harus ada yang menemani sementara waktu sampai mereka siap ditinggal-tinggal kapan saja.
Jadi, sebagai orang yang mendapat tugas pendampingan, rutinitas setiap pagi tentu saja kegiatan masak-memasak. Bangun subuh-subuh masak sarapan dan bekal untuk anak-anak sekolah. Selesai masak memastikan persiapan sekolah sudah beres dan tidak ada yang tertinggal. Berikutnya lanjut keluar rumah jam 5.30 pagi untuk olah raga jalan pagi seputar area tempat tinggal.
Pertama-tama jalan kaki mengitari alun-alun Utara bentar, terus lanjut ke titik nol dan lempeng saja terus menyusuri Jalan Malioboro. Sampai Jalan Pasar Kembang dekat stasiun Tugu puter dan balik lagi menyusuri jalan Malioboro seberang satunya. Jalan lagi, terus jalan kayak turis beneran pokoke. Terkadang belok ke setiap gang yang ada di seputaran Malioboro hanya untuk tahu isinya apa, kondisinya bagaimana. Ya nggak papa. Yang penting kemana kaki melangkah sajalah. Kalau kira-kira sudah mencapai 6.000 sampai 7.000 langkah (setara dengan 5km kurang lebih) baru pulang.
Semenjak tidak difungsikan untuk berjualan para pedagang kaki lima, jalan sepanjang Malioboro terasa lebih bersih dan nyaman di pagi hari. Sekarang banyak orang yang melakukan kegiatan olah raga di situ. Ada yang seriusan jogging, ada yang sekedar berjalan kaki seperti aku. Ada yang terlihat seperti pendatang dan ada pula yang memang asli orang Yogya sendiri. Intinya kalau mau olah raga sekarang ini ada temannyalah. Tidak harus ngangak-ngangak sendiri saja. Dari hari Senen sampai Minggu dijamin selalu ada orang berolah raga di situ. Kagak ada matinye kata orang Betawi!
Menurutku pribadi, godaan orang sehabis olah raga itu di mana-mana hanya satu: orang jual sarapan. Apalagi di Yogya ya. Sepanjang jalan pulang banyak orang berjualan makanan. Ada yang harganya masih murah meriah dan ada pula yang hampir sama dengan di Batam. Yang jelas pilihan banyak kalau hanya mau cari sarapan. Tinggal siapkan dompet saja sih. Itu yang penting! Tentu saja terus terang semua itu menyenangkan diriku yang notabene senangnya emang njajan pinggir dalan 😄. Jadi ya terima kasih sajalah untuk para penjual sarapan. Semangat!
Meskipun baru-baru terasa capek dan melelahkan, jalan kaki ternyata membawa efek yang menyenangkan ternyata. Nafas terasa lebih ringan, dan badan menjadi lebih fit dalam segala hal. Tidak pernah migren lagi, apalagi tekanan darah tinggi. Sepertinya semua terasa kembali normal seperti semula. Malam hari juga lebih mudah tidur karena ngantuknya nggak perlu ditunggu-tunggu lagi. Yeeyyy...!! Hidup olga!
Semoga tetap diberikan kesehatan dan kebahagiaan, terutama di saat-saat sekarang ini, ketika tiba-tiba ada banyak orang stres gara-gara pemilihan presiden tahun depan. Semoga tidak jadi ODGJ sajalah. Dah, itu aja!!