Martina Felesia

Selamat pagiiii....!  Sudah sarapan semua??  Aku belum! 😁

Pagi ini, setelah muterin alun-alun utara 3 kali, lanjut melipir ke Malioboro.  Sesekali jogging, sesekali hanya jalan kaki.  Pulangnya belok ke Indomaret ambil duit untuk mengisi dompet yang sudah nggak ada isi sama sekali.  Teringat kalau ini hari Sabtu.  Waktunya mengisi kulkas untuk seminggu ke depan.  Jadi daripada cari jalan pintas yang bisa cepat sampai ke rumah, aku malah mencari jalan pulang yang lebih panjang.  Sekalian nanti bisa mampir di tempat bapak-bapak yang biasa jual ayam segar di Jalan Ngasem, sekaligus lanjut belanja persayuran di pasar.

Sampai di rumah sat set masak nasi dan ayam goreng tepung lanjut bikin sambal tomat.  Sambil menunggu matang disambi mempersiapkan segala macam belanjaan untuk satu minggu ke depan.  Dipilih, dipilah, terus dimasukkan ke wadah masing-masing.  Ada yang sekalian diberi bumbu supaya nanti tinggal masak doang pada saat dibutuhkan.  Sayuran, tempe, tahu dan kawan-kawannya juga sudah dipersiapkan untuk menempati wadahnya masing-masing.  Habis itu masukin kulkas.  Kalau mau masak tinggal plang plung saja nanti nggak perlu berpikir panjang-panjang.  Setelah beres semua, barulah buka laptop, lanjut nonton Netflix!

Aku ini termasuk golongan  mamak-mamak yang bisa dikatakan nggak bisa masak terlalu canggih-canggih.  Bisaku hanya masak yang sesuai keinginan hari itu, berdasarkan bahan-bahan yang ada di kulkas.  Yang penting ada bawang merah bawang putih cabe garam dan masako jadilah.  Kalau ada bumbu-bumbu perdapuran lainnya itu adalah bonus.  Kalau nggak ada ya harus tetap lanjut masaknya.  Lagipula anak-anak tidak pernah komplain akan masakan mamaknya.  Ada makanan dimakan, nggak ada ya beli di luar.  Mereka sudah terbiasa dengan hal yang praktis-praktis.  Sudah terbiasa kalau model masakan mamaknya ya gitu-gitu saja.  Tapi kalau prei nggak masak selalu ditanya,"Makan apa hari ini, bun?"😂

Dulu waktu masih kerja, banyak kawan kantor yang suka bercanda, menyebutku sebagai pakar oseng-oseng.  Aku  sih seperti biasa akan ketawa-ketawa saja.  Mereka tidak tahu bahwa untuk ibu-ibu pekerja dan punya anak sekolah yang harus bawa bekal,  oseng-oseng adalah pilihan ter-the best.  Tinggal di tambah lauk ayam goreng, atau nugget, atau lauk yang  lainnya.  Pagi bangun tidur bisa langsung srang sreng tanpa perlu mumet mau bawain bekal apa.  Segala sesuatu yang mudah nggak perlu dibikin ribet.  Itu saja!

Apakah setelah nggak kerja lagi aku jadi pintar masak?  Tentu tidak!  Tetapi kali ini aku selalu masak sesuai request.  Malam sebelum tidur selalu kutanya anak-anak, besok mau masak apa.  Jadi paginya aku nggak kayak orang stres yang hanya bisa memandang-mandang isi kulkas tanpa tahu mau diapain.  Kalau sudah tahu mau masak apa segalanya kan jadi lebih mudah.
 
Meskipun tidak lagi bekerja, bagiku memasak itu tetap menjadi suatu kegiatan yang memang aku tidak suka.  Selalu ingin menyerah sebelum memulai pertempuran.  Lebih baik disuruh setrika setumpuk daripada disuruh masak.  Tapi mau bagaimana lagi.  Nggak mungkinlah hari-hari makan di luar.  Bisa tekor!  Kalau bisa masak sendiri, meskipun bukan tingkatan chef, kenapa enggak, ya kan?  Selagi tidak ada yang komplain berarti hasilnya bisa diterima.  Gitu saja wes!

Jadi, buat mamak-mamak yang satu golongan, jangan putus asa ya!  Tidak bisa memasak bukan berarti tidak makan.  Bereksperimen saja dengan apa yang ada.  Lama-lama enak juga kok kalau dirasa-rasa.  Kalau nggak percaya coba saja sendiri.  Mungkin sesekali bisa keasinan, atau kegosongan, atau bahkan lupa taruh garam.  Tapi semua itu otomatis akan teratasi kalau dilakukan setiap hari.  Kalau ada yang bisa dimasak ya masak.  Kalau nggak ada ya prei.  Gitu saja!  Jadi anak-anak senang, mamakpun hepi.

Label:
0 Responses