Martina Felesia

Perasaan dari hari Kamis sampai Sabtu kemarin aku sibuk banget.  Hari Kamis mengantar si Bungsu ke dokter karena asmanya kambuh gara-gara batuk dan pilek.  Siang dapat kabar kalau keponakan yang ikut study tour ke Jogja malah masuk Rumah Sakit karena kebanyakan muntah.  Mabuk darat!   Terbiasa kemana-mana naik sepeda motor naik bus malah keok.  Jadinya setelah membereskan anakku yang juga sedang sakit, aku segera berangkat mengurus proses rawat inapnya di rumah sakit sampai selesai sambil menunggu mamanya datang dari Malang.

Jumatnya dapat kabar bahagia.  Keponakan suami melahirkan anak pertama berjenis kelamin perempuan.  Cantik seperti mamanya.  Kusempatkan untuk mampir menjenguk sebelum lanjut ke rumah sakit tempat keponakanku dirawat.  Aku menggendong si jabang bayi sambil merenung-renung seperti ada sesuatu yang salah.  Tetapi.....ah sudahlah!  Toh bukan urusanku.  Lagipula setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan.  Yang sudah terjadi ya sudahlah.  Tidak perlu disesali atau diratapi.  Yang penting si bayi cantik sudah lahir dengan sehat dan selamat.  Mamanya demikian juga.

Puas menggendong-gendong bayi, aku pamit untuk melanjutkan jalan-jalan siang.  Menuju RSAU Hardjo Loekito di daerah Bantul.  Ketika aku tiba, keponakanku sedang diperiksa dokter sembari ditunggu oleh mamanya yang baru tiba Jumat pagi.  Meskipun sudah habis beberapa kantong infus, akhirnya sama dokter disuruh lanjut rawat inap semalam lagi karena masih ada keluhan nyeri di perut dan tenggorokan.  Hadeuh, padahal rencananya kalau boleh keluar hari itu akan kuajak menginap di rumah.  Soalnya si sakit punya rencana untuk bisa mampir ke Maliboro sebelum pulang ke Malang.  Terpaksalah study tournya dilanjut lagi di rumah sakit.  Private study tour😁

Hingga hari Sabtu pagi, belum ada tanda-tanda diperbolehkan pulang.  Kusuruh adikku untuk negosiasi dengan dokter supaya bisa pulang hari itu.  Tiket kereta api sudah dibeli untuk perjalanan Sabtu sore.  Minimal sianglah supaya sebelum ke stasiun bisa berhenti sebentar di Malioboro untuk foto-foto.  Tetapi dasarnya belum rejeki.  Siang setelah segala sesuatunya beres, eh malah hujan deras.  Terpaksalah meluncur langsung ke stasiun tanpa ada harapan untuk bisa foto-foto lagi.  Kasihan banget aku sebenarnya.  Tapi mau gimana lagi.  Kubilang saja anytime nanti datang lagi ke sini.  Naik kereta api jangan naik bus lagi.

Setelah menemani ke stasiun sampai masuk ruang tunggu, aku pulang dengan berjalan kaki.  Menyusuri Maliboro yang ramai pengunjung meskipun hujan mengguyur.  Kesempatanlah aku bergaya macam turis lokal.  Sebentar-sebentar belok ke toko untuk melihat-lihat yang sebenarnya tidak ingin kulihat.  Hanya menghabiskan waktu menunggu hujan reda.  Sesaat setelah hujan berhenti  barulah aku melanjutkan langkah untuk pulang ke rumah.  

Sampai di rumah hanya ada Indomie kuah rasa kari ayam.  Nggak apa-apalah.  Lumayan untuk mengganjal perut.  Sesudah itu langsung klenger.  Molor sampai malam.  Bangun hanya untuk gosok gigi dan cuci muka.  Setelahnya lanjut tidur lagi.  Sudah nggak sempat lagi untuk mandi dah. Mata serasa dipelet.  Badan rasanya pegal di mana-mana.  Capek dan terasa sangat melelahkan.  Terima kasih karena masih bisa tidur pulas meskipun badan pegal-pegal.  Semoga masih diberi kesempatan untuk bangun esok hari.

Label:
0 Responses