Martina Felesia
Salah satu hal penting yang membuat seseorang bisa bertahan dalam pekerjaan menurutku adalah faktor atasan.  Seringkali meskipun gaji di suatu perusahaan itu bisa dibilang standar-standar saja, tetapi jika mendapatkan atasan yang bisa seiiring sejalan, maka hal yang standar-standar tadi otomatis akan terlupakan.  Dari rencana setahun dua tahun bekerja malah bisa menjadi bertahun-tahun karena sudah berasa seperti keluarga. 
 
Beda lagi ceritanya jika mendapatkan atasan yang toxic.  Bos yang toxic otomatis akan menciptakan lingkungan kerja tidak sehat. Hubungan antara atasan dan bawahan hanya akan menjadi bumerang karena tidak akan ada lagi yang namanya unsur kepercayaan.  
 
Berdasarkan pengalaman, berikut adalah beberapa ciri umum atau karakteristik bos toxic yang sangat penting untuk diketahui demi kesejahteraan dan pertumbuhan profesional, serta untuk menjaga kesehatan mental Anda sebagai seorang karyawan: 
 
Memiliki keterampilan komunikasi yang buruk: 
Bos yang toxic gagal berkomunikasi secara efektif sehingga sering menyebabkan kesalahpahaman dan kebingungan di antara karyawan.  Selain itu bos yang toxic suka menahan informasi penting atau memberikan instruksi yang tidak jelas.
 
Management micro:  
Bos yang toxic akan terus memantau dan mengontrol setiap gerakan Anda, sehingga menghambat kreativitas dan otonomi yang Anda miliki. Secara terang-terangan ia akan menunjukkan kurangnya kepercayaan pada kemampuan tim dengan terus berusaha menonjolkan kemampuan diri sendiri, yang pada akhirnya secara tidak langsung malah mempertontonkan kebodohannya di depan umum.
 
Kurangnya transparansi:  
Bos yang  toxic sering menahan informasi penting tentang keputusan perusahaan, perubahan, atau rencana masa depan. Selain itu ia juga senang menciptakan suasana ketidakpastian dan ketidaknyamanan di kalangan karyawan.
 
Pilih kasih dan favoritisme:  
Menunjukkan perlakuan istimewa terhadap karyawan tertentu, sehingga menciptakan tempat kerja yang memecah belah dan tidak adil. Perlakuan istimewa tersebut biasanya hanya diberikan kepada karyawan favorit, yang mau melakukan semua perintahnya meskipun jika itu tidak berhubungan dengan masalah pekerjaan. Contoh: karyawan yang mau menemani makan siang hanya berdua-dua. Atau karyawan yang mau saja disuruh mengurusi kebutuhan pribadi atasan dan lain sebagainya.  Kalau misalnya bertemu dengan karyawan tipe penjilat dan bermuka dua, maka bisa dikatakan hubungan tersebut akan menjadi hubungan tumbu oleh tutup.  Klop!  Yang satu manipulatif yang satu lagi bersifat jongos.

Kurangnya pengakuan:  
Gagal mengakui dan menghargai kerja keras dan pencapaian karyawan. Sulit menghargai pencapaian orang lain tanpa memberikan pengakuan yang semestinya.  Bahkan kalau perlu akan berusaha menghambat pencapaian dan kerja keras karyawan dengan segala cara supaya tidak terjadi yang namanya  pengakuan.

Ekspektasi yang tidak realistis:   
Menetapkan tujuan atau tenggat waktu yang tidak dapat dicapai, sehingga menyebabkan stres dan kelelahan. Mengabaikan kebutuhan akan keseimbangan kehidupan kerja yang sehat.
 
Perilaku bermusuhan atau penindasan: 
Terlibat dalam taktik penindasan, seperti penghinaan di depan umum, intimidasi, atau pelecehan verbal. Menciptakan lingkungan kerja yang tidak bersahabat yang berdampak negatif terhadap moral karyawan.
 
Kepemimpinan yang tidak konsisten: 
Menunjukkan pengambilan keputusan yang tidak konsisten, sehingga menyulitkan karyawan untuk memprediksi tindakan mereka. Sering mengubah prioritas atau arah tanpa komunikasi yang jelas.
 
Kurangnya empati:  
Menunjukkan kurangnya pemahaman atau kepedulian terhadap tantangan pribadi atau profesional karyawan. Mengabaikan dampak keputusan terhadap kesejahteraan tim.
 
Penolakan untuk menerima umpan balik:  
Menolak umpan balik yang membangun dan malah bereaksi negatif terhadap kritik. Menciptakan lingkungan di mana karyawan takut mengungkapkan pendapatnya.
 
Kegagalan memberikan arahan yang jelas:  
Gagal menetapkan ekspektasi atau tujuan yang jelas untuk tim, sehingga menyebabkan kebingungan dan frustrasi. Membuat karyawan tidak yakin tentang peran dan tanggung jawab mereka.
 
Turn over karyawan yang tinggi:  
Bos yang toxic sering kali berkontribusi pada tingginya tingkat pergantian karyawan karena adanya ketidakpuasan dan kelelahan dalam bekerja. Pada umumnya karyawan mungkin keluar karena menghindari lingkungan kerja yang negatif dan bos yang serba tidak peduli, yang hanya mementingkan diri sendiri.
 
Perilaku tidak etis:  
Terlibat dalam praktik yang tidak etis, seperti ketidakjujuran, manipulasi, atau pengambilan keputusan yang meragukan. Memberikan contoh yang buruk bagi tim, bahkan kalau perlu mengorbankan nilai-nilai organisasi demi kepentingan pribadi.  Mengambil keuntungan dari kedekatannya dengan unsur pimpinan yang lebih tinggi untuk 'menghancurkan' karyawan yang dianggapnya tidak sejalan dengan kebijakan yang diambilnya.
 
Ganti menyalahkan: Mengalihkan kesalahan kepada orang lain atas kegagalan atau kesalahan yang dilakukannya tanpa mau mengambil alih akan tanggung jawab. Menciptakan budaya ketakutan di mana karyawan takut akan dampak kesalahan yang mungkin dilakukannya dalam bekerja.

Itulah beberapa hal yang bisa dipakai sebagai panduan untuk mengenali ciri-ciri bos yang toxic.  Jika mengenali sifat-sifat tersebut pada atasan Anda, penting untuk segera menilai dampaknya terhadap kesejahteraan dan kesehatan mental Anda selanjutnya.  Mulailah untuk mmempertimbangkan strategi guna menghadapi situasi tersebut, seperti mencari dukungan, menetapkan batasan, dan menjajaki opsi untuk perbaikan atau perubahan.  

Jika semua upaya tersebut ternyata tidak membantu, sebaiknya mulailah untuk mengambil keputusan yang dianggap perlu.  Jika Anda adalah seorang single fighter dalam arti Anda sendiri yang harus bekerja di dalam keluarga, maka bertahanlah!  Anggap saja atasan yang toxic adalah sejenis setan yang tidak tertangkap oleh sensor mata dan telinga.  Tetapi jika Anda adalah bagian dari orang yang merasa mentalnya terganggu, maka beranilah untuk mengambil keputusan yang signifikan, yaitu SEGERA MENGAJUKAN SURAT PENGUNDURAN DIRI Anda!  Dijamin hari-hari Anda akan kembali sehat seperti sediakala.   Dan tentu saja Anda akan bebas dari yang namanya migrain, vertigo, atau sakit kepala lainnya.

Label: ,
0 Responses