Martina Felesia

Menurutku, menjadi orang tua adalah salah satu pekerjaan yang paling melelahkan di muka bumi ini.  Lelah, tetapi tidak bisa ditinggal minggat begitu saja.  Capek, tetapi selalu rindu untuk dilakukan kapan saja.  Terutama jika itu berhubungan dengan para remaja belasan tahun yang hidup di zaman serba internet.  Bangun tidur langsung pegang HP.  Pulang sekolah pegang HP lagi.  Mau tidur kembali memandang HP.  Bahkan ke toilet pun tidak pernah lepas dari yang namanya HP.  Sepertinya HP menjadi dewa utama yang tidak boleh terlewatkan begitu saja.

Sebagai seorang ibu apakah aku harus ngamuk setiap hari?  Tentu tidak.  Percuma!  Nggak akan mempan.  Mungkin didengar sekali.  Besok-besok pasti diulang lagi.  Seperti itulah. Jadi untuk menghindarkan diri dari tingkat kesetresan yang tinggi, ada beberapa hal yang biasa kulakukan sekarang ini.

Sering mengajak ngobrol:  Kalau sedang bersama mereka, aku selalu menyempatkan diri untuk mengajak mereka ngobrol.  Bisa tentang apa sajalah.  Tentang rencana besok mau masak apa.  Malam nanti mau makan apa.  Tentang kegiatan mereka di sekolah.  Tentang rencana ke depan yang belum pasti.  Ngobrol-ngobrol santai.  Dengan diajak ngobrol, menanyakan ide-ide, secara tidak langsung mereka akan merasa dilibatkan dalam mengambil keputusan.  Dan tentu saja itu membuat mereka merasa penting di dalam keluarga.
 
Berbagi tugas di rumah: Sejak duduk di bangku SMP, setiap anak mendapat giliran dalam mengerjakan tugas-tugas di rumah.  Mana yang wajib dikerjakan untuk mereka sendiri, seperti membereskan tempat tidur sebelum berangkat ke sekolah.  Atau tugas-tugas rumah lainnya.  Tidak peduli laki-laki atau perempuan, semua pasti mendapat giliran untuk cuci piring setiap hari, menyapu dan mengepel di hari Sabtu atau Minggu. Jadi tidak ada yang merasa diistimewakan atau dianaktirikan.  Semua sama saja.
 
Waktu berkualitas: Kalau dulu waktu berkualitasnya adalah keluar rumah sebulan sekali, entah untuk sekedar berenang atau nonton di bioskop, sekarang ini waktu berkualitas bersama anak-anak beda lagi.  Sekarang ini waktu berkualitasnya kalau tidak pergi ke gereja bersama, ya ngemall bareng.  Ngemall menurutku bukan waktu berkualitas sih karena pada akhirnya aku yang kena 'palak' 😌.  Tapi bisa keluar bersama anak-anak remaja inilah yang menurutku sangat berharga.  Jarang-jarang mereka punya waktu untuk keluar bersama mamak-mamak.  

Mendorong kemandirian: Salah satu alasan mengapa mereka kusekolahkan jauh dari rumah adalah ini:  Mandiri.  Hidup di kos-kosan, bukan di asrama.  Dengan hidup jauh dari rumah, mereka lebih bisa bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri.  Kalau lapar ya harus berusaha cari makan.  Entah itu dengan cara beli di warung, masak sendiri, atau pakai gofood-an.  Bangun tidur harus mempersiapkan bekal sendiri.  Mengatur keuangan supaya cukup untuk satu bulan ke depan.  Belajar berobat ke dokter sendiri.  Dengan belajar hidup mandiri sejak dini, mereka akan lebih siap untuk hidup ke depannya.
 
Terlibat aktif dalam masalah pendidikan: Dari dulu aku selalu berusaha untuk selalu terlibat secara aktif dalam pendidikan anak-anak. Sesibuk apapun, aku dan bapaknya anak-anak akan selalu menyempatkan diri untuk hadir di setiap acara sekolah yang melibatkan mereka.  Rajin berkomunikasi dan mencari informasi dari guru untuk segala permasalahan yang ada.  Membiarkan anak-anak melakukan tugasnya sebagai seorang pelajar dan siap untuk membantu jika mereka memerlukannya.  Intinya selalu berusaha mendorong anak-anak ke arah yang lebih positif dalam setiap pembelajaran yang mereka dapatkan.

Mendiskusikan akibat dari salah pergaulan: Selalu melakukan percakapan terbuka bagaimana cara mengambil keputusan jika berada dalam tekanan kawan sebaya, dan tidak pernah bosan mengingatkan anak-anak untuk menghindari berbagai macam jenis perundungan.  Jangan merundung, dan harus segera menjauh dari kawan yang suka merundung.  Salah pergaulan bisa menghancurkan masa depan yang sudah berusaha dibentuk sejak awal. Sering-sering mengajari mereka untuk menolak hal-hal yang negatif dengan cara tegas dan tidak tidak kasar.

Memberi contoh cara hidup sehat: Meskipun tidak suka berolah raga, aku memaksakan diri untuk rutin melakukannya.  Selain alasan kesehatan, aku juga ingin menunjukkan kepada anak-anak pentingnya gaya hidup sehat. Olahraga teratur, tidur yang cukup, tidak begadang adalah kebiasaan-kebiasaan yang bisa berkontribusi pada kesejahteraan fisik dan mental.  Meskipun hal ini susah diterapkan kepada mereka karena mereka lebih suka memilih mager, minimal aku sudah memberikan contoh. 

Literasi keuangan: Dengan memberi kesempatan mereka untuk hidup mandiri jauh dari rumah, secara tidak langsung mengajarkan keterampilan keuangan dasar kepada mereka, seperti cara membuat anggaran, mengatur perputaran keuangan dari dasar, menabung, dan memahami nilai uang. Hal ini menurutku akan membentu mempersiapkan mereka dalam mengelola keuangan sekaligus bertanggung jawab saat mereka bertransisi menuju masa dewasa.

Mendorong menetapkan masa depan: Sesekali dalam berdiskusi aku mulai mengajak anak-anak untuk menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang dalam hidupnya. Ini bisa terkait dengan akademis, pengembangan pribadi, atau aspirasi karir.  Tanyakan apa tujuan dan harapan mereka ke depan.  Ingin menjadi seperti apa.  Selanjutnya sebagai orang tua, aku tinggal mengikuti dan bekerja sama untuk menciptakan langkah-langkah yang dapat ditindaklanjuti guna mencapai tujuan tersebut.

Nah, itu sepuluh hal yang bisa kubagikan.  Tapi jangan dibayangkan yang hebat-hebat bagaimana caraku mengasuh mereka.  Ada banyak hal baik, tetapi ada juga hal-hal buruknya.  Sikap tegas yang bisa dianggap sebagai suatu 'kekejaman'.  Kecrewetan yang secara otomatis  keluar saat memberikan wejangan.  Atau kesabaran yang hanya setipis tisu hasil cari diskonan.  Semua itu memang harus seiring sejalan supaya hasilnya tidak mengecewakan.  Yang penting adalah, jika capek beristirahatlah, ibu-ibu!  Besok-besok bisa dipikirkan lagi bagaimana cara berinteraksi dengan anakmu.  Karena sebaik-baik kesehatan tubuhmu, lebih penting lagi kesehatan mentalmu!  Jadi dibawa hepi saja ya....!

I love you 💗

Label:
0 Responses