Pagi-pagi dapat WA dari seorang kenalan jauh. Sepertinya WA yang sudah diforward dan dibagikan berulang kali. Isinya secara garis besar mengingatkan supaya berhati-hati terhadap bahaya laten PKI. Kalau tidak membagikan ulang ke orang lain dianggap bagian dari PKI. Gila nggak sih? Bahkan yang namanya PKI (Partai Komunis Indonesia) itu sudah nggak ada wujudnya di Indonesia. Bentuknya kek mana juga nggak tahu. Partai yang ada saja aku nggak hafal dan juga nggak peduli apalagi yang namanya PKI. Aneh kalilah!
Yang ngirim WA ini seorang mamak-mamak menjelang tujuh puluhan yang kukenal beberapa waktu lalu di atas kapal laut dalam perjalanan dari Batam ke Jakarta. Waktu itu aku lagi sedeng-sedengnya pengin jalan sendiri. Naik kapal laut. Iseng-iseng pengin backpackeran begitulah. Dan memang diniatkan seperti itu. Jadi sudah tahulah kalau sampai Jakarta malam hari harus nginep di mana, terus lanjut naik kereta api ke Jogja dari mana. Semua sudah direncanakan dan dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya.
![]() |
Aku dan Suster Suryati SSCC 😍 |
Singkat cerita setelah sampai Jogja aku lanjut mencarikan mereka tempat menginap di hotel seputaran Maliboro. Yang penting dekat dengan stasiun biar nggak susah kalau mau melanjutkan perjalanan selanjutnya. Selain itu dekat-dekat hotel banyak tempat makan murah. Selama beberapa saat sebelum kembali ke kontrakan, aku sempatkan juga menemani mereka jalan-jalan di sepanjang Malioboro. Bantu moto-moto dan ambil video. Yang penting mereka hepilah. Setelah masing-masing mengeluh capek akhirnya aku pun mengucapkan kata pisah. Tidak lupa mengingatkan mereka untuk menghubungi pihak travel hotel kalau ingin lanjut jalan-jalan ke sekitar kota Jogja.
Itulah awal mulanya aku kenal Buk Nur dan kawan-kawan. Kupikir beliau bukan tipe mamak-mamak rasis yang sibuk ngurusi segala macam hal yang menurutku nggak penting ya. Eh, ternyata pendapatku salah. Dengan mengirimi aku WA masalah pekaa pekai itu saja langsung membuatku tahu bahwa beliau ini tidak ada beda dengan para mamak-mamak nyinyir dan rasis lainnya di luaran sana. Mungkin kalau kemarin-kemarin tahu bahwa aku bukan seagama pasti menyesal juga dia menegur dan baik-baik dengan diriku. Padahal aku memang anti sekali basa basi masalah agama dan plekenikan lainnya itu kalau sedang berada di luaran sana. Ya buat apa gitu?
Jadi begini loh Mak Nur. Nggak usah terlalu ikut ngurusi orang lainlah. PKI itu sudah nggak ada lagi di Indonesia. Sudah jelas-jelas dilarang sama negara. Sudah nggak zaman lagilah ngurusi hal-hal nggak penting seperti itu. Orang zaman sekarang sudah canggih-canggih. Banyak-banyak berbuat baik sajalah buk. Biar bisa masuk surga. Berbuat baik pun juga jangan pilih-pilih. Bagaimana pun ceritanya, keindahan itu akan terlihat dalam rupa yang berbeda-beda. Salam damai, buk. Maaf, nomor handphone ibu saya blokir. Soalnya saya sedang dalam proses menjaga kesehatan mental saya dari manusia-manusia sejenis ibuk. Maaf ya, buk! 💖
#freemyself