Aku sebenarnya paling malas memelihara binatang di rumah.  Malas bersih-bersih.  Itu sebabnya di rumah nggak ada kursi, nggak ada dipan, nggak ada bufet, dan lain sebagainya yang butuh waktu lama untuk membersihkannya.  Dengan isi rumah yang memang nggak ada isinya aku bisa leluasa menyapu, mengepel, dan bersih-bersih seperlunya. Cukup sat set rumah langsung bersih.  Tapi kalau ada binatang peliharaan kan sudah pasti beda ceritanya.  Harus tiap hari bersih-bersih rumah.  Biar nggak mambu.

Dulu waktu zaman corona, anak-anak antusias memelihara kucing.  Awal-awal sih mereka yang rajin kasih makan, rajin memandikan dan rajin membersihkan kotorannya.  Lama kelamaan tugas memandikan pindah jadi tugasku.  Urusan ngasih makan juga begitu.  Apalagi tugas memandikan.  Kalau aku nggak bergerak nggak ada satu pun yang bergerak memandikan kucingnya.  Lama-lama aku yang jadinya punya ikatan batin sama si kucing.  Padahal dari dulu aku nggak idola blas sama kucing.  Geli saja kalau sudah mulai ngglibet-ngglibet di kaki.  Tapi ujung-ujungnya mamak juga yang nangis bombay waktu si Kepin mati kena virus yang mematikan.

Selesai dengan kucing, kupikir urusan sudah selesai.  Ternyata tidak.  Belum setahun berlalu, bapaknya anak-anak membawa pulang anak anjing umur dua bulan.  Alasannya karena tidak ada lagi yang mau mengadopsi.  Karena kasihan akhirnya dibawa pulang.  Aku cemberut saja.  Bibirku maju tujuh senti.  Mulai membayangkan kerepotan dan keribetan mengurus binatang peliharaan lagi.  Kucing yang nggak bisa membesar saja ribet, apalagi anak anjing.  Pasti dia akan membesar dan nggak bisa digendong-gendong lagi.  Terus nanti kalau ditinggal-tinggal pergi kayak mana?  

Untuk urusan BAB dan BAK kedua binatang peliharaan kami sepertinya pandai-pandai meskipun tidak pernah makan bangku sekolah.  Kepin si kucing dulu kalau BAB selalu di kamar mandi.  Kalau kencing baru masuk ke kotak pasir.  Klepon beda lagi.  BAB nunggu waktunya keluar rumah untuk jalan-jalan malam.  Selagi belum jalan-jalan ya bisa saja dia tahan.  Jalan-jalannya harus malam karena yang punya baru bisa mengajaknya keluar setelah pulang kerja.  Selain itu kalau malam suasana di kampung pasti sudah agak sepi dan tidak terlalu banyak orang lalu lalang.   Urusan kencing dia akan masuk ke kamar mandi.  Hanya saja kelihatannya dia agak hobi kencing di bawah standar sepeda motor.  Minimal dalam satu hari adalah dia kencing di situ.  Seolah mau menandai bahwa standar sepeda motor itu adalah daerah kekuasaannya😂