Martina Felesia


Aku suka memandangi hujan yang tiba-tiba datang.  Ada semacam perasaan yang terasa syahdu mendayu-dayu, masuk jauh ke dalam relung hati.  Memandang derainya.  Mendengar suaranya.  Merasakan perciknya yang menenangkan.  Meskipun hujan terkadang datang pada saat tidak dibutuhkan, aku tetap saja suka.  Bagiku serintik atau sederas apapun bentuknya, hujan mampu memberikan kesejukan pada hati yang tawar.

Pernahkah kalian merasa sepi di tengah keriuhan?  Atau tiba-tiba merasa sedih tanpa tahu apa yang disedihkan?  Semacam rasa yang tiba-tiba membuat dada terasa sesak dan menyakitkan?  Ingin menangis tapi tak tahu apa yang ditangisi.  Ingin berteriak tapi tak tahu harus meneriakkan apa.  Cobalah sesekali memandang hujan.  Nikmati setiap tetesnya yang jatuh menderai ke bumi.  Pandanglah kilaunya satu persatu dengan tatapan rindu.  Bertanya jawablah dengan diri sendiri.  Maka segala kecemasan dan kegalauan hati akan terobati.

Bagiku memandang hujan selalu menjadi saat-saat spesial.  Saat-saat indah untuk mengenali diri lewat banyak teka teki di balik tabirnya yang menggoda.  Bau tanah basah.  Rumput dan pepohonan yang terlalu kenyang dengan kepuasan.  Genting rumah yang berbunyi tik tok tik tok laksana paduan suara.  Anak-anak yang berlarian mandi hujan dengan wajah bahagia. Hawa dingin dan secangkir kopi sembari memandang curahnya yang tak berkesudahan.  Bagiku, memandang hujan menjadi semacam kontemplasi pribadi antara aku dan Dia.

Hujan memang tak selamanya indah.  Terkadang ia juga bisa jadi kejam.  Bahkan bisa membinasakan tanpa disangka.  Tetapi hujan juga mampu menjadi pengharapan bagi banyak orang.  Ketika gersang dan kekeringan itu datang, ia bisa menjadi satu-satunya harapan.  Meski datangnya kadang menyakitkan, tetapi lebih banyak lagi yang diselamatkan.  Jadi, tetaplah berharap.  Tetap bertahan dalam kegersangan atau pun kelimpahan.

Aku suka memandang hujan.  Menatap diam-diam dari balik jendela sambil berselimutkan tenang.  Aku selalu suka dan akan terus begitu.  Karena dalam rinai hujan dan desau angin yang saling bergandengan tangan, aku selalu bisa menitipkan rindu, pada orang-orang tercinta di manapun mereka berada.

#hujandanakudibulanseptember

Label:
0 Responses