Seorang kawan yang juga sama-sama sudah pensiun bertanya mengapa aku masih mau sibuk belajar bahasa padahal sudah tidak bekerja lagi. Bukankah sudah bisa dan biasa? Iya sih. Hanya saja kali ini terasa beda. Kali ini aku bebas belajar bahasa apa saja. Kupilih bahasa Inggris biar tidak lupa. Siapa tahu sewaktu-waktu perlu. Tidak ada salahnya belajar lagi meskipun sudah tahu. Apalagi conversation-ku yang masih terasa terbelit-belit lidah Jawanya ini. Very medok! Jadi menurutku memang ada hal yang masih harus diperbaikilah.
![]() |
Ini bentukkanku 25 tahun yang lalu kira-kira menurut TikTok 😂 |
Nonton Netflixpun kusetel terjemahan bahasanya ke Bahasa Inggris. Mau Bahasa Inggris kek, Korea kek, Jerman kek, nggak ada kupakai Bahasa Indonesia. Bukan tidak menghargai bahasa negara sendiri ya, tapi topiknya kan memang lagi belajar Bahasa Inggris. Jadi apapun yang bisa membuat bahasa Inggrisku tambah bagus ya pasti kulakukan. Scroll Tiktok pun aku milih-milih. Kalau ada konten nyanyi-nyanyi pakai bahasa Inggris berikut cara pengucapannya ya kutonton saja. Kusimpan kalau perlu. Suatu hari nanti pasti kepakai!
Jadi saudara-saudara, tetaplah belajar meskipun sudah beranjak tua. Mumpung belum pikun. Aku sudah lima puluh tiga menuju lima puluh empat tahun. Tiba-tiba saja sudah sering lupa akan sesuatu. Tiba-tiba suka blank! Kalau tidak dilatih untuk tetap berpikir pasti tambah mudah untuk jadi pelupa. Nggak papalah dibilang sok keren, sok pinter, atau apalah. Yang penting aku belajar itu atas keinginanku sendiri. Mau belajar apa saja kalau atas keinginan sendiri itu enak. Kejar target sendiri, senyum-senyum sendiri. Bukan karena gila ya. Tapi karena memang di rumah juga sendiri. Hanya berdua sama si Klepon anjing kesayangan kami. Suami kerja. Anak-anak semua di luar kota. Biar tidak bosan ya harus bisa menciptakan kesibukan sendiri dong.
Mau umur berapapun, selagi masih hidup, anggota tubuh berfungsi dengan baik, maka pergunakan juga semuanya dengan baik sesuai fungsinya. Jangan pernah ada kata menyesal untuk sebuah perjalanan.