Check out dari hotel jam 12 siang sementara jadwal bis agak malam. Ada jedah kurang lebih 7 jam. Lagi-lagi karena kehabisan tiket. Tiket pesawat kalau dadakan harganya selangit meskipun hanya dari Penang ke Johor. Alhasil ya naik bis lagi. Masak backpackeran naik pesawat sih? (kalau ini sepertinya modus biar nggak dibilang turis kere saja ya?)😂
Menghabiskan waktu menunggu jadwal bis akhirnya memutuskan untuk jalan-jalan sebentar ke beberapa tempat. Untuk sementara tas-tas dititipkan di hotel, dibantu oleh mbak-mbak resepsionis yang sangat welcome. Jalan ke pasar lagi , terus lanjut mampir sebentar ke The Top Penang. Melipir lagi ke Parangin Mall. Oh ternyata begini, ternyata begitu. Jalan, komentar, makan, jalan lagi. Capek, balik lagi ke hotel untuk mengambil semua tas. Say goodbye sama mbak resepsionis yang baik hati dan pesan Grab menuju ke Terminal Ferry Georgetown.
Iya, bis yang kami pesan nantinya akan berangkat dari Penang Central di Butterworth menuju Johor Baru. Kami memutuskan untuk naik bis dari sana karena berencana untuk melanjutkan jalan-jalan sebentar di Butterworth. Selain itu kami juga ingin mencoba rasanya menyeberang dari Georgetown menuju Butterworth menggunakan ferry. Biar tahu saja. Jadi seandainya kapan-kapan harus pergi sendiri sudah nggak kagok lagi.
Acara menyeberangnya ternyata hanya sebentar saja. Tidak sampai 15 menit naik ferry sudah sampai di Penang Central Mall saja. Terminal bis dan terminal ferry di Butterworth memang menyatu dengan Penang Central Mall. Satu tempat saja. Turun dari ferry tinggal mengikuti rute arah keluar bersama penumpang lainnya. Jadi kalau mau naik bis tinggal menuju terminal di dalam mall yang terletak di lantai dasar. Kalau mau melanjutkan perjalanan tinggal keluar saja dari mall.
Ternyata ya begitulah. Rencana jalan-jalan seputar Butterworth harus batal karena ternyata hujan keburu datang. Akhirnya memutuskan untuk menghabiskan waktu di dalam mall. Makan, keliling-keliling mall, makan lagi, duduk-duduk di ruang tunggu sambil menunggu saatnya boarding. Begitu diumumkan untuk boarding langsung cus turun ke tempat nunggu bisnya di lantai dasar.
Yang bikin kesel dan gondok, ternyata bis yang ditunggu molor selama berjam-jam. Mau marah tidak bisa karena bis yang lain juga demikian. Tidak tahu apa penyebabnya yang jelas banyak sekali bis yang delayed. Mungkin karena hujan atau karena ada kecelakaan kurang tahu juga. Tidak ada pengumuman yang pasti. Tahunya delayed gitu saja. Tampilan di layar monitor hampir semua bis ditunda keberangkatannya. Alhasil bis yang harusnya berangkat jam 6 sore jadinya baru bisa berangkat jam 12 tengah malam. Bayangkan, harus menunggu dari jam 6 sore sampai jam 12 malam tanpa kepastian. Mau nggak nunggu takutnya bisnya datang. Mau menunggu rasanya kok lama banget. Mau nggak mau ya harus menunggulah! Lagipula kan kawannya yang telat juga banyak. Jadi ya terpaksa oke oke saja. Kalau di Indonesia mungkin sudah ada yang gebrak-gebarak meja tuh saking lamanya nunggu. Tapi kan ini di negara orang, ya kan? 😁
Selama perjalanan pulang semua terdiam. Tidak ada lagi energi untuk sekedar minum, makan apalagi foto-foto. Ketemu kursi langsung disetel posisi tidur dan langsung terlelap. Bangun sebentar waktu bis mampir di TBS Kuala Lumpur. Ada juga jedah waktu ketika penumpang diberi kesempatan untuk pipis atau buang hajat. Kurang lebih 9 jam lamanya perjalanan yang harus ditempuh dari Penang ke Johor Baru. Capek? Sudah pasti! Yang Gen Z saja capek apalagi yang Gen level kami. Beruntungah tidak jadi booking bis yang dari Penang langsung Singapore meskipun rencana sebelumnya begitu. Ternyata jumlah orang yang kluyuran di akhir tahun banyak banget. Membayangkan harus antri di imigrasi Malaysia dan Singapore saja sudah capek jadi terpaksa harus dicancel rencana yang itu.
Sampai di Terminal Larkin Johor langsung mencari toilet untuk cuci muka dan bersih-bersih. Lanjut menyempatkan diri beli oleh-oleh untuk kawan yang dititipin jaga Klepon anjing di rumah kami. Istirahat sebentar kemudian pesan Grab menuju Pelabuhan Ferry Stulang Laut. Pesan tiket ferry yang available dan melanjutkan leyeh-leyeh di pelabuhan setelah sebelumnya menyempatkan diri untuk makan. Rencananya sampai Batam akan langsung pulang dan tidak ingin belok kemana-mana lagi. Masing-masing orang punya pemikiran yang sama: ingin melanjutkan tidur!
Selesai.
Begitulah cerita perjalanan libur Natal kami dari tanggal 25 sampai 29 Desember 2024 kemarin. Capek sih, tapi secara keseluruhan bisa dibilang menyenangkan. Ya senang saja karena masih bisa punya waktu jalan bersama anak-anak. Belum tentu seterusnya bisa seperti itu. Ke depannya mereka pasti punya lingkup pergaulan sendiri. Kalau masih mau jalan sama kami ya syukur, kalau nggak mau ya bagi kami bukan suatu masalah. Tugas kami hanya mencoba untuk menjalankan tugas sebagai orangtua selagi bisa. Mungkin kenangan seperti inilah yang akan mereka ingat sampai mereka tua nanti.
Namun yang lebih penting lagi adalah, semoga anak-anak, di manapun mereka berada selalu sehat dan hidup dalam berkat dan perlindungan tangan Tuhan. Amin.