Martina Felesia

Menurutku, kenikmatan yang paling hakiki itu adalah makan mie instant saat lagi pengin-penginnya.  Pas pengin, pas turun hujan. Pas pula stok di dapur ternyata hanya satu.  Tinggal tambahin sedikit perbumbuan, telur dan sayuran, rasanya sudah seperti di surga.  Meskipun belum pernah melihat surga itu seperti apa, tetapi bisa menikmati sesuatu yang menimbulkan rasa bahagia bagiku itu sudah merupakan surga.

Makan mie instant sambil ditemani lagu-lagu dari Spotify sekaligus nyambi upload pekerjaan kecil-kecil itu sesuatu banget rasanya.  Tidak perlu dandan.  Tidak perlu pakai baju rapi.  Tidak perlu pakai sepatu hak tinggi.  Tidak perlu keluar rumah.  Bahkan kalau bisa tidak perlu mandi.  Meskipun hanya mie instant seharga lima ribuan, tetapi sensasi rasanya itu membuatku merasa spesial.  Seperti Indomie.  Padahal ada meme di medsos yang mengingatkan supaya tidak merasa spesial, karena aku bukan Indomie.  Hanya Indomie yang boleh spesial.  Kita jangan, kecuali kita punya backingan😁

Habis makan mie isntant, relax sebentar sambil nyanyi-nyanyi kecil mengikuti lagu-lagu yang kudengar.  Hafal tidak hafal, tahu tidak tahu aku nyanyi saja.  Kalau salah-salah pun tidak akan ada yang keberatan.  Paling yang keberatan hanya si Klepon, anjingku yang dari tadi klesikan mencari posisi yang enak untuk tidur.  Toh ini bukan sedang lomba idol-idolan.  Ini ungkapan ekspresi diri.  Menyanyi adalah obat bagi setiap jiwa yang penyakitan.  Dengan menyanyi, minimal beban hidup akan terangkat dan semangat baru siap menunggu.

Bosan menyanyi-nyanyi lanjut menulis.  Temanya random.  Lha nggak tahu lagi apa yang mesti ditulis.   Yang penting nulis.  Penting tidak penting tulis saja.  Siapa tahu suatu hari nanti bisa dibaca ulang sambil tertawa-tawa.  Ternyata dulu pernah sedeng juga ya.  Pasti begitu mikirnya.  Ada untungnya juga pernah melakukan hal-hal gila.  Minimal ada yang bisa dikenang dan diceritakan.  Ada juga yang bisa dijadikan pelajaran.  Bahwa tidak semua yang bersikap seperti malaikat itu sungguh malaikat.  Bahwa tidak semua yang bersikap seperti setan itu adalah sungguh setan.  Terkadang kenyataan bisa menjadi tipuan.

Jadi, jangan meremehkan kekuatan mie instant.  Orang Korea hari-hari makan mie instant tetap baik-baik saja.   Bahkan bisa bikin drama yang aura syahdunya merajalela kemana-mana.  Siapa tahu dengan makan mie instant aku jadi seperti imo-imo Korea yang tampilannya jadi cantik, menarik dan menyenangkan, meskipun sudah lansia.  Dan siapa tahu setelah makan mie aku jadi terinspirasi untuk jadi better me dalam versi yang baru.  Bukan malah ngantuk dan cari posisi yang enak untuk rebahan dan tidur lagi.  Semoga 😉

Label:
0 Responses