Akhirnya, setelah dua bulan memutuskan untuk menemani anak-anak selama masa ujian sekolah di Jogja, besok waktunya untuk pulang. Balik ke Batam. Kembali ke rumah sendiri. Kembali ke rutinitas mamak-mamak pengangguran yang hari-harinya dipenuhi kesibukan π
Supaya dikira modelan backpacker-backpacker kekinian, kuputuskan untuk pulang lewat Jakarta. Naik kapal laut lagi. Horeee....! Selain hemat budget berkali-kali lipat, waktu tempuh yang lebih lama bisa dipakai untuk sightseeing dulu. Lumayan bisa jalan-jalan meskipun sendiri. Dari Jogja nyepur, terus lanjut naik KRL menuju Tanjung Priok. Karena tahun kemarin sudah pengalaman jadi kemungkinan nyasar dipastikan kecil sekali. Sambil menunggu kapal nyandar nantinya bisa nongkrong-nongkrong dulu di pujaseranya pelabuhan.
Sebelum pulang beres-beres kontrakan dulu. Bersih-bersih dapur. Menyiapkan bahan makanan di kulkas untuk anak-anak sampai tiba waktu bapaknya gajian. Mengirim cucian ke laundry. Nyuci sepatu-sepatu. Terakhir packing baju-baju yang harus ditinggal di Jogja dan menyimpannya dalam kantong plastik supaya tidak berdebu. Untuk sementara olah raga libur dulu. Fokus pada plekethikan yang harus dibawa pulang supaya tidak ada yang lupa. Pokoknya jangan sampai ada satu barang pun yang ketinggalan.
Dua bulan hidup di Jogja tidak terasa membuat berat badan berkurang beberapa kilo. Bukan karena kangen si Tukang Mancing. Tetapi karena hampir setiap hari dipakai untuk jalan-jalan. Jalan-jalan pagi. Terkadang diselang-seling dengan jogging. Meskipun hanya dua hari sekali tapi cukup signifikan untuk menurunkan berat badan. Itu semua dilakukan berdasarkan atas nasihat dokter ya. Bukan hasil ngarang-ngarang. Dokter menyarankan untuk olah raga. Tujuannya bukan untuk langsing, tetapi untuk sehat. Kalau akhirnya sampai ada langsing-langsingnya itu adalah bonus.
Semenjak tidak bekerja lagi memang hasil olah raga bisa terlihat nyata. Migren menghilang, tensi stabil, vertigo no way! Dompet yang dulu penuh dengan obat-obatan ala mamak-mamak sudah dibuang jauh-jauh. Kalau tidak sakit banget sudah jarang minum obat. Semua itu hasil dari olah raga, dan hasil bonek karena nekat untuk pensiun dini saat ganti bos model sikopet tiga tahun yang laluπ Kalau tidak bonek pasti aku sudah terkena stroke dari kemarin-kemarin.
Jadi, dua bulan di Jogja sudah pergi kemana saja? Tidak pergi kemana-mana! Duduk-duduk manis saja di rumah. Terus menyempatkan pulang kampung sebentar menjenguk bapak yang lagi sakit. Balik Jogja dan lanjut duduk-duduk manis lagi. Malas mau kluyuran. Macet di mana-mana! Kalau lagi rajin masak, kalau lagi malas tinggal pesan. Banyakin nonton Netflix dan main Sudoku. Menyempatkan ikut kursus AI dan jual-jual foto online. Rutinitas biasa seperti kalau lagi di Batam. Bedanya cuman kali ini pakai acara ngabis-ngabisin duit karena dilakukan dari jarak jauh π
By the way, terima kasih Jogja untuk dua bulannya selama aku di sini. Meskipun tidak pengin hunting tempat-tempat wisata, tetapi Malioboro di pagi hari sudah menjadi tempat istimewa dalam hati. Semoga ada kesempatan untuk bertemu lagi lain waktu.